Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

THR versi Batak

17 Juli 2014   20:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meminjam cerita dari Pak Bain, rupanya yang paling ditunggu saat ini adalah THR dan hasil Real Count KPU.

Namun demikian konon menurut cerita Pak Bain, si Dusmin dan rekannya yang masih pengangguran hanya menunggu Real Count KPU saja, sebab Pak Bain tak akan memberikan THR kepada mereka walaupun sudah dijadikan tokoh dalam banyak artikelnya, yang selalu laku keras di Kompasiana.

Karena Pak Bain tak memberikan THR, maka kucoba berikan THR versi Batak, versi kampungkulah.

THR versi Batak ialah tak lain tak bukan "Tung Holong ni Roham"

Syairnya begini:

Marragam-ragam do anggo sinta-sinta di hita manisia (beragam cita-cita manusia)

Marasing-asing do anggo pangidoan di ganup-ganup jolma (macam ragam pula permintaan masing-masing orang)

Hamoran, hasangapon, hagabeon ido dilului na deba (sebagian mencari kekayaan, kemasyuran, dan banyak keturunan)

Di nadeba asal ma tarbarita goarna tahe (sebagian lagi hanya perlu namanya terkenal, macam artislah)

Anggo di ahu tung asing do sinta-sinta asing pangidoanku (kalau aku lainlah cita-cita dan permintaanku)

Mansai asing pe unang pola manginsak hamu lae di ahu (kalaupun lain ya janganlah pula lae mengejekku)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun