Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Skor Pertandingan Sepak Bola Paling Unik Sedunia

21 Maret 2015   00:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:20 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Skor Pertandingan Sepak Bola Paling Unik Sedunia

Selamat malam pembaca…

Di rumah kami, saya yang tidak pernah (pernah sih sekali-sekali dan jarang sekali) menonton pertandingan sepak bola. Tidak hafal nama-nama pemain bola, tidak mengetahui peraturan-peraturan dalam pertandingan sepak bola (mengetahui hanya sedikit sekali). Ringkasnya saya ini bukan penggemar sepak bola.

Namun demikian, masa kecil tetaplah sepak bola menjadi olah raga favorit di kampungku, dan saya termasuk yang menggemarinya. Bermain sepak bola di kampung memakai peraturan-peraturan dasar saja. Jarang ada yang off-side, karena tidak ada hakim garis, bahkan garisnya pun tidak ada juga. Sepak bola di halaman kampung, dengan gawang seadanya, bisa ranting kayu kecil, bisa batu bata, atau hanya tumpukan baju pemainnya.

--

Hari ini kami menyelenggarakan sebuah acara adat, dinamai “Patua Hata”. Patua hata adalah salah satu prosesi dalam adat pernikahan Batak. Pada acara ini, si pria membawa orang tua (dan rombongan keluarganya) untuk menyampaikan kabar bahwa dia selama ini sudah naksir dengan seorang perempuan, yaitu putri dari pada keluarga perempuan yang didatangi. Lalu menyampaikan keinginannya untuk serius dan akan menikahi si putri tersebut. Selanjutnya disampaikan berapa “sinamot” – maharnya. Dan dibicarakan pula hal-hal yang terkait dengan acara adat pernikahannya nanti. Patua hata adalah tahap kedua dalam prosesi pernikahan adat Batak, setelah sebelumnya dilakukan loby terbatas dalam acara “marhori-hori dingding”. Patua hata disebut juga (atau disatukan) dengan acara “marhusip na gogo” – berbisik dengan suara keras.

--

Selesai acara formil patua hata, terjadilah kelompok-kelompok kecil berbincang-bincang. Kelompok bincang ringan, yang terdiri dari lintas generasi. Dalam bincang-bincang seperti ini, biasanya yang diceritakan adalah nostalgia masa kecil di kampung.

--

Skor Sepak Bola 2,5 : 2

Ada cerita pertandingan sepak bola dengan skor 2,5 : 2 (dua setengah melawan dua). Tentu ini tidak lajim dalam pertandingan sepak bola yang sering kita saksikan di televisi. Skor sepak bola dalam bentuk pecahan, tidak bulat. Skor paling mencengangkan seingat saya adalah skor yang disebut skor sepak bola gajah (kalau tidak lupa), yang terjadi dalam sebuah liga di Indonesia (lupa nama liganya dan klub yang bertanding). Mencengangkan karena skornya sangat tinggi waktu itu.

Dulu di kampung, keadaan masih sangat terbatas. Fasilitas sangat minim untuk mengembangkan minat dan bakat anak-anak. Anak-anak dituntut kreatif untuk mensiasati keterbatasan ini, termasuk agar bisa bermain sepak bola, tanpa harus membeli bola kaki. Sebagai ganti bola kaki, digunakanlah buah jeruk “utte albung” – mungkin sama dengan jeruk Bali. Jeruk ini besar-besar buahnya.

Rupanya setelah ditendang cukup lama (pertandingan di kampung tak ada batas waktu), bola “utte albung” tersebut menjadi “mapaspas” – mulai lembek. Pada posisi skor 2 : 2, pertandingan semakin seru, panas dan keras. Terjadilah sebuah kemelut di daerah gawang, dan bola “utte albung” ditendang ke arah gawang. Terjadi gol!

Masalahnya kemudian tim yang kemasukan bola protes dan tidak mengakui gol. Bukan karena pelanggaran. Tetapi itu si bola “utte albung” terbelah dua. Yang masuk gawang separoh saja, separoh lagi menempel di kaki pemain.

Karena bola sudah terbelah, pertandingan pun berhenti, dan mereka sepakat kalau pertandingan kali ini berakhir dengan skor 2,5 : 2.

Selamat malam.

Penting kalipun menulis di Kompasiana sampai begadang ya….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun