Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perantau ke Kota, Kenapa Dianggap Masalah?

4 Agustus 2014   04:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:30 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini mungkin puncaknya arus balik, dimana para pemudik akan kembali ke kota perantauan, termasuk ke Jakarta. Menurut berita yang ditayangkan di televisi, arus mudik dan balik kali ini lebih baik ditandai dengan menurunnya angka kecelakaan. Selain angka kecelakaan yang menurun, menurut saya lebaran kali ini pun tidak menimbulkan harga-harga yang naik tajam. Masih lumayan normal.

Saya tidak akan membahas masalah kecelakaan dan harga-harga disini.

Tadi pagi saya menonton berita di tv. Orang-orang yang datang ke Jakarta, yang disebut urbanisasi dianggap menjadi masalah bagi pemerintah. Lalu ada beberapa orang yang ditanyai oleh kru televisi. Ditanya alasan mereka ke Jakarta, apa ketrampilan yang dimilikinya, kenapa tidak di kampungnya saja.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, yang didasarkan pada pemikiran bahwa pendatang ke Jakarta adalah masalah, menurutku tidak adil. Apakah kru televisi itu asli Jakarta? Kemungkinan besar mereka juga perantau, kalau tidak mereka, mungkin orang tua mereka. Bahkan pejabat-pejabat kita kebanyakan adalah perantau.

Orang datang ke Jakarta mencoba mendapat perubahan dalam hidupnya. Kenapa kita harus meragukan mereka, apalagi menganggapnya masalah?

Jangan-jangan salah seorang yang datang dari kampung pada musim arus balik ini, suatu hari nanti akan menjadi seorang pejabat di Jakarta. Manalah kita tahu kan?

Selamat datang di Jakarta, selamat berjuang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun