Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mendoakan Anas Urbaningrum

13 Januari 2014   09:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa? Mendoakan Anas Urbaningrum? Kacau kamu. Dia itu koruptor, malah harus dilempar telur, ditampol! Begitu mungkin reaksi sebagian besar kompasianer yang katanya geram terhadap tindak pidana korupsi.

Mungkin akan ada yang langsung menuduhku bukan anti korupsi. Betul, saya masih ragu apakah saya anti korupsi atau hanya belum punya kesempatan untuk korupsi. Sebenarnya saya masih suka  minimal "mencuri" waktu.

Tapi dukungan doaku untuk Pak Anas bukan karena semangat korps korupsi. Apalagi Pak Anas baru tersangka korupsi, kabarnya untuk gratifikasi mobil. Nilainya pun tak sampai satu milyar. Para ahli hukum pun masih berdebat tentang hal itu. Lamanya penahanan terhadap Anas bisa menjadi indikasi bahwa KPK tak mudah menetapkannya sebagai tersangka korupsi. Buktinya mungkin sulit didapat. Kalau mudah tentu sudah cepat-cepat ditahan.

Tapi kan, kita sudah percaya kepada KPK. Mendukung KPK sepenuh jiwa, sepenuh hati. KPK tak mungkin berbuat sesuatu yang melenceng dari hukum itu sendiri. Mudah-mudahan!

Karena itu, saya mendukung KPK menahan Anas. Sekaligus mendoakan kiranya Anas Urbaningrum sehat-sehat saja di tahanan KPK. Tidak pikun dan banyak lupa.

Sebagai pemuda yang cerdas, saya yakin rekaman di kepala Anas Urbaningrum sangat terang benderang, dan dia bisa menuturkan sebuah kronologi dengan baik dan jelas.

Saya berharap KPK akan menggali informasi korupsi yang disangkakan itu semaksimal mungkin. Kata Pak Anas, apapun konsekuensinya, keadilan ditegakkan.

Beranikah KPK?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun