Apa? Mendoakan Anas Urbaningrum? Kacau kamu. Dia itu koruptor, malah harus dilempar telur, ditampol! Begitu mungkin reaksi sebagian besar kompasianer yang katanya geram terhadap tindak pidana korupsi.
Mungkin akan ada yang langsung menuduhku bukan anti korupsi. Betul, saya masih ragu apakah saya anti korupsi atau hanya belum punya kesempatan untuk korupsi. Sebenarnya saya masih suka minimal "mencuri" waktu.
Tapi dukungan doaku untuk Pak Anas bukan karena semangat korps korupsi. Apalagi Pak Anas baru tersangka korupsi, kabarnya untuk gratifikasi mobil. Nilainya pun tak sampai satu milyar. Para ahli hukum pun masih berdebat tentang hal itu. Lamanya penahanan terhadap Anas bisa menjadi indikasi bahwa KPK tak mudah menetapkannya sebagai tersangka korupsi. Buktinya mungkin sulit didapat. Kalau mudah tentu sudah cepat-cepat ditahan.
Tapi kan, kita sudah percaya kepada KPK. Mendukung KPK sepenuh jiwa, sepenuh hati. KPK tak mungkin berbuat sesuatu yang melenceng dari hukum itu sendiri. Mudah-mudahan!
Karena itu, saya mendukung KPK menahan Anas. Sekaligus mendoakan kiranya Anas Urbaningrum sehat-sehat saja di tahanan KPK. Tidak pikun dan banyak lupa.
Sebagai pemuda yang cerdas, saya yakin rekaman di kepala Anas Urbaningrum sangat terang benderang, dan dia bisa menuturkan sebuah kronologi dengan baik dan jelas.
Saya berharap KPK akan menggali informasi korupsi yang disangkakan itu semaksimal mungkin. Kata Pak Anas, apapun konsekuensinya, keadilan ditegakkan.
Beranikah KPK?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H