Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu...

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lonceng Kematian Itu Disebut "Mallus"

21 Januari 2014   15:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Setelah berselancar di lautan Kompasiana, baru saja saya menemukan judul yang menarik. "Nyanyian Korupsi dan Lonceng Kematian" begitu sebagian dari judul artikel tersebut. Bisa di klik disini. Artikel yang menarik dan aktual menurut saya.

Terlepas dari isinya, yang menarik juga bagi saya adalah kata "Lonceng Kematian". Belum tahu pasti apa arti sebenarnya dari ungkapan tersebut. Apakah pertanda akan ada yang mati ataukah memberitahukan bahwa ada yang mati. Lalu kucari di google. Ketemulah informasi, bahwa pada zaman Belanda di Batavia ada sebuah lonceng, yang digunakan untuk pemberitahuan akan ada orang yang dihukum gantung. Kalau begitu lonceng kematian adalah pengabar akan ada yang mati.

Beda di Batavia jaman Belanda itu, di kampung saya lonceng memang terpasang di Gereja. Banyak fungsinya, diantaranya memberitahun jam-jam tertentu, misalnya jam 6 sore akan dibunyikan. Lonceng juga akan dibunyikan sebagai pengingat di hari Minggu agar jemaat mempersiapkan diri ke Gereja untuk kebaktian, disebut giring-giring manjou, bunyinya agak lama. Lonceng pertanda masuk ibadah bunyinya hanya sebentar.

Lalu ada juga bunyi lonceng pertanda kebakaran. Jika ada rumah yang terkena musibah kebakaran maka akan dibunyikan lonceng Gereja dengan bunyi yang terputus-putus. Tidak teratur. Penduduk sekitar akan segera tahu bahwa ada musibah kebakaran.

Yang terakhir adalah berita kematian. Jika ada anggota jemaat yang meninggal dunia, maka lonceng juga akan dibunyikan. Bunyinya lambat, satu bunyi disusul setelah bunyi pertama selesai, hilang gaungnya. Bunyi lonceng pemberitahuan kematian disebut Mallus Giring-giring.

Begitulah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun