Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kosa Kata Bahasa Batak yang Terancam Hilang

21 Juli 2014   07:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:44 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kupernah bertelepon ke Ibu, suatu hari saat beliau sedang berjualan di pasar Tarutung, Tapanuli Utara. Sambil menjawab telepon dariku, Ibu melayani pembeli. Kudengar di seberang telepon Ibuku berbahasa Indonesia dengan pembeli.

Setelah selesai melayani pembelinya, kutanya apakah sudah banyak orang berbahasa Indonesia disana? Kata Ibuku sudah banyak, anak-anak pun terkadang sudah berbahasa Indonesia.

Itu tentu sudah jauh berbeda dengan jaman saya anak-anak. Bahkan di sekolah pun, guru-guru masih lebih banyak menggunakan bahasa Batak sebagai pengantarnya.

Penutur bahasa Batak akan semakin berkurang. Perkembangan televisi dan internetlah (medsos) yang menyumbang kemampuan berbahasa Indonesia sampai ke kampung.

Tapi bukan karena itu yang membuat beberapa kosa kata bahasa Batak berikut ini terancam hilang.

1. Saridondon

Saridondon adalah daki yang sudah menebal di kulit. Biasanya bagian leher dan kaki. Penyebabnya karena jarang mandi. Dulu di kampung, di samping suhu udara yang teramat dingin, juga sumber air yang sulit membuat penduduk jarang mandi, apalagi anak-anak. Daki hitam sering terlihat di bagian leher maupun kaki.

Tapi saat ini, hampir setiap rumah tangga sudah memiliki sumur bor, ditambah banyaknya sumber mata air panas, sehingga sudah setiap hari mandi. Tak ada lagi daki yang menumpuk. Bersih. Maka generasi sekarang tidak pernah dengar lagi kata "Saridondon".

2. Sisikon

Sisikon adalah penyakit karena kurang gizi. Dulu tak jarang dijumpai anak-anak yang mengalami kurang gizi. Abu pembakaran dari tungku, yang disebut "sirabun" dilumuri ke badan si penderita kurang gizi, dianggap bisa mengobati. Tak jarang penderitanya berakhir dengan kematian.

Saat ini sudah semakin maju perekonomian. Sumber-sumber makanan bergizi semakin mudah ditemukan. Sudah tak pernah terdengar penyakit kurang gizi. Generasi sekarang tak pernah dengar lagi kosa kata "sisikon".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun