Mentari bersinar, hangat.
Ombak bergulung-gulung, berbuih putih menghempas karang, lalu menciumi bibir pantai dengan buru-buru. Seolah malu disaksikan orang-orang yang bergembira disana.
Kami sekeluarga menikmati karunia Tuhan ini, berbaur dengan rombongan karyawan yang sedang family gathering. Putri kecilku bermain pasir. Betapa senangnya dia, baru sekali ini dia bebas bermain pasir, dan merasakan hangatnya air laut. Karen, 10 bulan. Tubuhnya gempal bulat menggemaskan, apalagi senyumnya. Tangannya sibuk memukul-mukul air.
Putraku, Hasian sudah berkali-kali terhempas ombak, lalu digulung lagi, ditarik ke laut oleh ombak yang sama. Dia megap-megap. Sampai kutarik tangannya. Dia tidak takut lagi. Dia malah enggan meninggalkan pantai. Dia mengejar-ngejar ombak yang sudah mendekati bibir pantai.
"Uda...airnya kok asin sih uda....siapa yang masak ini..." tanya anakku setelah air laut masuk ke mulutnya.
--
Uda = om, adiknya bapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H