Mohon tunggu...
Sudradjat Sudradjat
Sudradjat Sudradjat Mohon Tunggu... -

Lahir di Bandung, mencintai pendidikan Kewirausahaan dan Pertanian Terpadu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perancis: Pertanian di Balik Keindahan dan Teknologi Tinggi

31 Juli 2012   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:24 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa yang tidak mengenal Perancis, dengan revolusi Perancis yang legendaris. Menara Eiffel di Paris yang seolah menunjukkan kedigjayaan negeri itu, setiap saat dibanjiri turis dari berbagai manca negara. Di bawah menara Eiffel mengalir Sungai Seine yang membelah kota Paris dengan airnya yang jernih, kita dapat melihat ikan-ikan seolah menari dan bernyanyi. Bangunan-bangunan yang artistik dan terpelihara dengan baik menunjukkan karya seni yang tinggi. Trotoar yang lebar tertata asri, dimanapun merupakan sorganya pejalan kaki.Lihatlah jalan Champs Elysees di Paris, jalannya sangat lebar, bersih, terbuat dari batuan yang disusun indah, berderet pertokaan yang megah membuat orang betah berlama lama menikmati keindahan kota Paris.

Perancis juga sangat terkenal dengan teknologi tingginya, pesawat super sonik Concorde yang mempunyai kecepatan 2 kali kecepatan suara, yakni 1.200 km/jam. Dengan kecepatan luar biasa ini, Concorde hanya membutuhkan waktu 2 setengah jam dari Paris ke New York. Padahal, rata-rata pesawat biasa menempuh jarak tersebut harus membutuhkan waktu lebih dari 7 jam. Pada saat ini Perancis mengembangkan pesawat komersial Airbus. Pesawat Airbus diproduksi oleh perusahaan Airbus S.A.S. berbasis di Toulouse, Perancis. Airbus mempekerjakan sekitar 40.000 karyawan di beberapa negara Eropa. Perakitan final dilaksanakan di Toulouse, Perancis dan Hamburg, Jerman, meskipun konstruksi dilakukan di beberapa pabrik di Eropa.

Di bidang teknologi militer, Perancis mengembangkan pesawat tempur Dassault Mirage 2000, yaitu pesawat tempur multirole, bermesin tunggal, jet tempur generasi keempat, diproduksi oleh Dassault Aviation. Ia dirancang sebagai pesawat tempur ringan berdasarkan Dassault Mirage III pada akhir tahun 1970 untuk Angkatan Udara Perancis. Mirage 2000berkembang menjadi pesawat multirole sukses dengan beberapa varian yang dikembangkan. Varian termasuk 2000N dan Mirage 2000D varian strike, telah meningkatkan Mirage 2000-5 dan ekspor beberapa varian. Lebih dari 600 pesawat dibangun dan dalam pelayanan di sembilan negara pada 2009. Selain itu masih banyak lagi teknologi yang dikembangkan oleh Perancis, misalnya Kereta Cepat (TGV) dengan kecepatan 350 km per jam, energi nuklir dan industri mobil.

Dibalik keindahan Paris yang romantis dengan teknologi tingginya, Perancis juga merupakan negara yang kuat di bidang Pertanian. Luas negara Perancis adalah 55 juta hektar, dari luasan tersebut ternyata 32 juta hektar atau lebih dari 58 persen adalah lahan pertanian. Lahan untuk produksi pangan mencapai 19.8 juta hektar (62 %), lahan untuk pakan ternak 10.88 juta hektar (34 %), lahan untuk produksi anggur 0.64 juta hektar (2 %) dan sisa untuk berbagai tanaman lainnya (2%). Di seluruh Perancis terdapat 348 000 unit usaha pertanian dengan rata-rata pengelolaan usaha 73.3 hektar per unit usaha (keluarga). Bandingkan dengan di indonesia yang luas rata-rata kepemilikan lahan petaninya hanyalah 0.3 hektar.

Komoditi pangan yang utama dihasilkan oleh Perancis adalah gandum, jagung, barley dan rapeseed. Total produksi keempat pangan utama tersebut mencapai 70 juta ton dengan rincian 35 juta ton gandum, 15 juta ton jagung, 16 juta ton barley dan 5.5 juta ton rapeseed. Produksi pangan tersebut lebih dari cukup untuk memberi pangan penduduknya yang berjumlah 62 juta jiwa. Indonesia dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa (4 kali lipat Perancis) menghasilkan 37 juta beras, 19.3 juta ton jagung, dan 0.8 juta ton kedelai. Melihat angka-angka tersebut jelaslah bahwa Indonesia sangat rawan akan pangan, sedangkan Perancis adalah negara yang dapat mengekspor pangan, terbukti bahwa Perancis merupakan negara produsen pangan nomor 5 di dunia (luar biasa).

Siapa yang tidak kenal dengan nama Bordeaux, sejak di bangku sekolah Dasar diajarkan salah satu racun pengendalian cendawan adalah Bubur Bordeaux. Bordeaux adalah nama wilayah di Perancis yang terkenal dengan anggurnya, maka terkenallah minuman Anggur Bordeaux. Anggur Perancis yang terkenal lainnya adalah Anggur Bourgogne dan Champagne. Dan di Perancis terdapat tidak kurang dari 450 anggur yang berbeda. Perancis menghasilkan 5320 juta liter anggur yang sepertiganya diekspor ke seluruh penjuru dunia.

Di sektor peternakan, Perancis juga sangat luar biasa, di seluruh Perancis terdapat 4.4 juta sapi perah, setiap peternak rata-rata menghasilkan 219 ribu liter susu per tahun. Selain sapi perah, Perancis juga memiliki 4.2 juta sapi atau 23 sapi per peternak. Dengan demikian Perancis menghasilkan 25 % dari daging sapi yang dihasilkan dari seluruh negara Eropa. Selain merupakan produsen daging sapi, Perancis juga merupakan produsen daging babi, terdapat 26 juta ekor babi yang merupakan produsen daging babi keempat di Eropa. Dari produksi babi tersebut 40 % diekspor ke Inggris. Di sektor peternakan, Perancis merajai Eropa, dibuktikan dengan predikat sebagai produsen telur nomor satu di sektor produksi telur, harga telur di Perancis sama dengan harga telur di Indonesia, padahal tingkat pendapatan penduduk di Perancis beberapa kali lipat dari pendapatan penduduk di Indonesia.

Melihat angka-angka tersebut di atas, tidaklah heran kalau Perancis surplus di bidang pangan dalam arti luas, kebutuhan akan karbohidrat dan protein tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan penduduknya, tetapi juga mengekspor pangan ke negara lainnya. Nyatalah bahwa, walaupun Perancis adalah negara industri dan jasa, sektor pertanian mendapat perhatian yang sangat serius. Tidaklah mungkin menjadi negara industri dan jasa tanpa memenuhi kebutuhan dasarnya dahulu. Seharusnya Indonesia dari dahulu, menjadikan pertanian sebagai basis perekonomiannya, dan setahap demi setahap membangun industri dan jasa. Tidak ada istilah terlambat kini saatnya membangun pertanian dengan sistem yang bagus dengan masyarakat (petani) sebagai subjek pembangunan pertanian dengan regulasi yang jelas dari pemerintah.

Darmaga, 31 Juli 2012.

Sudradjat, pernah tinggal di Montpellier dan Rennes Perancis, 1989-1994, dan tinggal di Paris Februari 2008 sd Desember 2010.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun