Salah satu manfaat menggunakan Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah mendapatkan inspirasi ide praktik. Bukan saja terkait ide dan eksekusinya, melainkan juga cara menuliskannya.Â
Sebagai salah satu aplikasi pendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), PMM memang layak menjadi pusat inspirasi. Banyak hal terkait Merdeka belajar yang dibagikan.Â
Berikut salah satu ide praktik yang ditulis setelah mempelajari cara menulis praktik baik di PMM.Â
Penilaian Berdiferensiasi Menggunakan Quizizz
Bagaimana melakukan penilaian berdiferensiasi sesuai kebutuhan belajar murid? Apakah upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran?Â
Situasi dan Tantangan
Murid Kurang Bersemangat Mengikuti Proses Pembelajaran
Pada beberapa materi pembelajaran, murid kelas VII B SMP Negeri 3 Lingsar kurang semangat mengikuti proses pembelajaran. Hal ini karena materi berisi uraian yang sangat panjang.Â
Selain itu, penyajian materi di kelas dirasa belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan belajar murid. Murid di kelas ini lebih suka belajar mandiri dengan mengerjakan soal-soal.Â
Guru pun berusaha memenuhi kebutuhan belajarnya tersebut. Soal-soal yang jawabannya merupakan rangkuman materi penting pun diberikan.Â
Namun, tidak serta merta berhasil membuat aktif dalam proses pembelajaran. Beberapa murid terlihat masih ogah-ogahan menyelesaikan soal.Â
Kualitas Pembelajaran Tidak Sesuai Harapan
Meskipun kebutuhan belajar telah terpenuhi sejak awal proses pembelajaran, tetapi belum menunjukkan kualitas yang berarti. Murid juga masih enggan membuka buku untuk menemukan jawaban.Â
Murid cenderung bergantung pada guru untuk memberitahukan letak halaman tempat jawaban. Hal ini tentu tidak menjamin pembelajaran yang berkualitas.Â
Terutama menyangkut kemandirian dalam belajar. Padahal teknik scaffolding telah diterapkan sekalipun. Murid masih belum bisa mandiri seutuhnya.Â
Artinya murid belum mengalami perkembangan pemahaman yang berarti. Bisa dikatakan kualitas pembelajaran masih belum optimal.Â
Murid Masih Asal Menjawab
Beberapa murid masih terlihat asal-asalan dalam menjawab. Bahkan beberapa di antaranya menjawab jauh di luar konteks materi.Â
Hal ini terutama dialami oleh murid yang sejak awal kurang berminat dalam belajar. Parahnya lagi dialami oleh murid dalam satu kelompok yang sama.Â
Murid Belum Aktif Berkontribusi dalam Kelompok
Hal ini terjadi setelah selesai membahas soal-soal secara berkelompok. Pada saat berdiskusi dalam kelompok, tidak semua aktif memberikan masukan.Â
Sebagian hanya menunggu jawaban dari teman lainnya. Bahkan ada yang berusaha mencari jawaban yang benar dari kelompok lain.Â
Aksi
Langkah 1: Pra Proses Pembelajaran
1. Menyusun Soal Berdiferensiasi
Langkah ini dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai. Penyusunan soal disesuaikan dengan materi yang akan dilakukan tes sumatif.Â
Soal dibuat menggunakan aplikasi Quizizz. Diferensiasi soal terletak pada ragam tingkat kesulitan soal.Â
Untuk mencapai hasil belajar optimal, setiap kelompok murid memiliki batas minimal masing-masing. Penetapan batas minimal berdasarkan tingkat pemahaman kelompok murid.Â
2. Melakukan Pemetaan Kebutuhan Belajar MuridÂ
Pada tahap pra proses pembelajaran, guru juga telah melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui kesiapan belajar murid pada aspek konten.Â
Proses yang dilakukan, yaitu menggunakan alur Mulai dari Diri. Pada alur ini guru mengajak murid menceritakan pemahaman awal terkait materi dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Guru mencatat kesiapan belajar masing-masing murid. Catatan ini nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan dalam pembentukan kelompok.
Langkah 2: Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. Membuat Kelompok dengan Pendekatan KSE
Pembagian kelompok berdasarkan keterwakilan gender dan kemampuan murid berdasarkan pemetaan. Tujuannya agar murid memiliki Kompetensi Sosial Emosional (KSE).Â
Kompetensi sosial emosional yang diharapkan dimiliki murid adalah berelasi. Artinya murid memiliki kemampuan menjalin komunikasi dengan beda gender.Â
Selain itu, juga menumbuhkan kompetensi kesadaran sosial. Akan bisa terlihat kemampuan murid membantu yang lain memecahkan permasalahan.Â
2. Mengajak Murid Melakukan Eksplorasi Konsep
Pada tahap ini guru mengajak murid untuk membaca buku paket. Setelah itu guru meminta beberapa kelompok untuk menceritakan kembali materi.Â
Pemilihan kelompok yang menceritakan kembali menggunakan metode pesawat kertas. Guru menerbangkan pesawat kertas. Kelompok yang bisa menangkap diberi kesempatan untuk maju.Â
Sementara kelompok lain diberi kesempatan mengajukan pertanyaan. Guru sebagai pemandu mengarahkan untuk menjawab jika ada yang mengalami kesulitan.Â
3. Memberikan Penguatan Materi
Guru memberikan penguatan materi dari hasil cerita kelompok. Materi yang disampaikan melengkapi cerita kelompok.Â
Selain itu, materi yang dikuatkan juga fokus pada bagian yang terlewat diceritakan. Tujuannya agar murid mendapat gambaran utuh tentang materi yang telah dipelajari.Â
Penguatan materi dilakukan dengan menggunakan presentasi. Presentasi menggunakan Canva dan video.Â
4. Melakukan Penilaian Berdiferensiasi Menggunakan Quizizz
Penilaian dilakukan secara individual. Quizizz yang digunakan adalah mode kertas. Penilaian berdiferensiasi dilakukan menggunakan soal berdiferensiasi yang telah disusun sebelumnya.Â
Pada tahap ini guru menjelaskan bahwa masing-masing murid memiliki batas minimal ketercapaian. Hal ini berdasarkan pemetaan kemampuan memahami konten yang telah dilakukan sebelumnya.Â
Guna memudahkan penilaian, guru membuat 5 soal terakhir dari 20 soal pilihan ganda sebagai pembeda. Artinya bagi murid dengan kemampuan rendah cukup menjawab benar sebanyak minimal 5 soal masuk kategori tuntas.Â
Murid kemampuan sedang dikatakan tuntas jika mampu menjawab dengan benar sebanyak 10 soal. Sementara murid dengan kemampuan tinggi minimal menjawab benar sebanyak 15 soal.Â
Langkah 3: Pasca Proses Pembelajaran
Pada tahap ini guru mengajak murid menarik kesimpulan. Setelahnya mengajak murid untuk melakukan refleksi sebagai bentuk kesadaran diri.Â
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak Bagi Murid
Murid terlihat bersemangat selama proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan murid merasakan merdeka belajar melalui diferensiasi yang dilakukan guru.Â
Selain itu, murid juga lebih mandiri dan tidak asal menjawab saat mengikuti penilaian berdiferensiasi menggunakan Quizizz. Dampak lainnya adalah murid lebih aktif saat memecahkan masalah bersama kelompoknya.Â
Dampak Bagi Guru
Guru menjadi lebih bersemangat saat mengajar. Hal ini akan menjadi pendorong untuk terus berinovasi.Â
Pada akhirnya semangat ini akan menjadikan guru terus berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Tentunya akan semakin mudah nantinya saat sekolah mulai menerapkan kurikulum merdeka.Â
Demikian praktik baik yang disusun setelah memanfaatkan PMM. Terutama terkait fitur ide praktik. Terbukti fitur ini mampu mendorong guru menulis praktik baik dengan lebih baik.Â
Semoga menginspirasi!Â
Salam Bloger Penggerak
Sudomo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H