Bukan pertanyaan populer, melainkan pertanyaan retoris yang sudah jelas jawabannya. Tentu saja jawabannya sangat beragam. Ada guru yang menjawab, kembali mengajar seperti biasa. Ada juga guru yang memberikan jawaban, mengulang rutinitas seperti sebelumnya. Bahkan mungkin ada juga guru yang menjawab, menggugurkan kewajiban seperti semula.Â
Jawaban-jawaban tersebut tergantung pada individu masing-masing guru. Tidak ada benar dan salah. Kembali ke nurani masing-masing terkait tugas yang diemban. Pendapat-pendapat tersebut jika ditarik benang merah tidak ada hal baru yang ingin diubah. Jawaban tersebut akan berbeda jika yang menjawab adalah Guru Merdeka.Â
Guru Merdeka akan memberikan jawaban yang berbeda. Kenapa? Apa perbedaan jawabannya?Â
Guru Merdeka adalah sosok yang ingin bebas dari tekanan saat mengajar. Sebagai upaya sosok ini akan terus belajar hal baru. Tujuannya agar bisa mengalahkan 'penjajahan' dalam dunia pendidikan. Guru Merdeka tidak akan tinggal diam untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Bukan membuat kenyang egonya, melainkan demi memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya.Â
Setelah libur usai, Guru Merdeka mempunyai banyak waktu untuk berkarya. Hal pertama yang akan dilakukannya adalah memastikan bahwa modul/perangkat ajar selama satu semester ke depan telah tersedia. Selain itu, juga memastikan media yang dibutuhkannya pun telah siap sedia. Dalam tahap ini, Guru Merdeka memastikan bahwa modul/perangkat ajar yang disusun berbasis pembelajaran berdiferensiasi dan integrasi Kompetensi Sosial Emosional (KSE). Tentunya dilengkapi dengan asesmen formatif dan sumatif yang sesuai.Â
Pada tahap selanjutnya, Guru Merdeka akan menyiapkan asesmen awal untuk memulai satu lingkup materi pelajaran. Asesmen awal bisa berupa kognitif maupun non kognitif. Penyiapan asesmen awal ini sebagai bentuk upaya mengetahui kesiapan murid dalam menerima materi yang akan diajarkan. Selain itu juga untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai bagi mereka.Â
Tidak lupa, Guru Merdeka akan menyiapkan beberapa teknik mindfulness. Baik itu teknik STOP, mendengar dengan sadar, dan melihat dengan sadar. Hal ini bertujuan untuk mengelola kelas yang menenangkan melalui integrasi KSE yang sudah tercantum dalam modul/perangkat ajar.Â
Guru Merdeka pada tahap awal semester juga menyiapkan berbagai teknik ice breaking. Tujuanny
Dengan melakukan hal-hal tersebut di atas, seorang Guru Merdeka akan lebih siap dalam mengimplementasikan perubahan di kelas dan sekolah. Guna melengkapi peran diri sebagai Guru Merdeka, sosok ini akan terus meningkatkan kompetensi diri. Salah satunya adalah dengan mengakses Platform Merdeka Mengajar (PMM) di sela-sela kesibukan. Melalui PMM, Guru Merdeka akan secara mandiri terus belajar dan mengembangkan diri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H