Menurut Konfusius, belajar tanpa refleksi adalah sia-sia. Refleksi tanpa belajar itu berbahaya. Berdasar pada kata-kata bijak tersebut, refleksi menjadi wajib dalam setiap proses belajar yang telah diikuti atau dilaksanakan. Berikut ini adalah refleksi hasil belajar dalam Penyegaran PP angkatan 6 menggunakan model 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan ke Depan).Â
Peristiwa
Dua hari mengikuti kegiatan penyegaran Pengajar Praktik (PP) Angkatan 6, banyak peristiwa terjadi di dalamnya. Salah satunya adalah sesi pemaparan materi lokakarya dan pendampingan oleh fasilitator. Materi lokakarya yang disampaikan adalah lokakarya 3, 4, 5, 6, dan 7. Sedangkan materi pendampingan individu adalah Pendampingan Individu 3, 4, 5, dan 6.Â
Selain materi, peserta juga melakukan diskusi kelompok. Masing-masing kelompok menganalisis panduan pendampingan individu dan moderasi lokakarya. Analisis dilakukan secara mendalam untuk menemukan strategi pendampingan dan lokakarya yang efektif. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Beberapa masukan diperoleh dari fasilitator. Di antaranya, yaitu untuk penyampaian hasil analisis tidak harus semua dibacakan, tetapi cukup detail hal-hal penting yang akan dilakukan PP.Â
Setelah menyampaikan hasil diskusi, pada hari berikutnya masing-masing kelompok melakukan simulasi pendampingan individu dan lokakarya sesuai tugas kelompok. Hal berbeda dialami saat sesi lokakarya. Simulasi lokakarya hanya diwakili oleh kelompok 5, yaitu lokakarya 7. Umpan balik penting dalam simulasi ini dari peserta dan fasilitator adalah terkait sesi seremonial pembukaan. Hal ini menjadi perhatian bagi seluruh PP karena menyesuaikan dengan kondisi di lapangan nantinya.Â
Perasaan
Beragam perasaan hadir saat mengikuti penyegaran sesi pendampingan dan lokakarya ini. Pada awalnya ada rasa khawatir tidak bisa mengikuti kegiatan secara utuh. Penyebabnya adalah jaringan yang tidak stabil karena cuaca. Sedikit demi sedikit kekhawatiran pun menemukan jalannya sendiri menuju Rasa tenang. Hal ini karena meskipun cuaca yang tidak menentu, tetapi bisa mengikuti sesi secara penuh.Â
Kekhawatiran lainnya adalah tidak bisa mengikuti kegiatan daring secara utuh. Hal ini karena aktivitas lain di sekolah yang harus diselesaikan. Namun, berkat dukungan dan izin dari Kepala Sekolah, kekhawatiran itu pun lenyap dengan sendirinya.Â
Perasaan lain yang muncul adalah bahagia. Hal ini karena selama proses belajar daring mendapatkan tambahan bekal ilmu sebagai PP. Ditambah lagi dengan adanya umpan balik sebagai bahan perbaikan kekurangan yang ada. Selain itu, keseruan diskusi dengan teman-teman satu frekuensi menambah bahagia semakin terasa.Â