Cerita ini terjadi pada seorang teman. Yakni berawal dari keinginan kuat seorang teman yang telah lama ingin memiliki laptop sendiri. Karena selama ini dia memang harus puas dengan meminjam dari kantornya dan itu pun harus antri menunggu giliran dikarenakan banyaknya teman lain yang ingin memanfaatkannya. Dan saat giliran teman tadi untuk menggunakan tiba, jam kantor pun sebentar lagi berakhir. Maka bulatlah keinginannya untuk segera memiliki sebuah laptop. Segala cara pun ia lakukan untuk mendapatkannya. Mulai dari menabung, mengetatkan ikan pinggang, sampai dengan mencari tambahan sampingan di luar jam kantor. Tidak lupa pula ia rajin berdoa kepada Allah selepas sholat lima waktunya agar usaha untuk membeli laptop cepat terwujud. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya waktu yang dinanti datang juga. Kini tabungannya telah mencapai jumlah yang cukup untuk membeli seharga laptop yang diinginkannya, yakni sebesar enam juta rupiah untuk sebuah laptop bermerk toshiba keluaran terbaru. Rasa bahagianya pun tampak terpancar dari seluruh tubuhnya. Sementara senyumnya tak henti-hentinya mengembang dari bibirnya. Ia pun bergegas untuk membeli laptop di toko yang sudah dia survei jauh-jauh hari. Rasanya tak sabar untuk segera membawa pulang laptop yang telah dibelinya. Rasanya tak sabar juga untuk mengutak-atik laptop barunya. Dan yang penting kini dia tak perlu lagi antri untuk meminjam laptop di kantornya. Hal lainnya yang tak kalah menyenangkan hatinya adalah besok dia bisa menunjukan laptop barunya kepada seluruh teman-teman di kantornya. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali dia sudah sampai di kantornya. Setelah memarkir motornya dia pun bergegas menuju ke kantornya yang berada di lantai dua. Yang pertama kali dilakukannya adalah membuka laptop dari tasnya. Tak lupa ia memandanginya lekat-lekat sambil mengelus lembut punggung laptopnya yang berwarna hitam mulus. Rasanya puas sekali hatinya telah berhasil memiliki laptop tersebut. Setelah itu baru dia mulai menggunakannya untuk menyelesaikan tugas-tugas kantornya. Tak terasa waktu pun berjalan cepat hingga matahari tiba-tiba sudah tepat berada di atas kepala. Itu artinya saatnya makan siang telah tiba. Tapi dia masih ingin terus berlama-lama dengan laptopnya. Hal ini membuat si teman tadi merasa malas untuk ikut turun makan siang bersama teman yang lain. Dan dia memutuskan untuk menitip sebungkus nasi padang dan sekaleng cocacola dingin kepada seorang teman yang kebetulan hendak makan siang. Tak lama pesanan yang ditunggunya pun datang. Sambil mulai makan dia masih terlihat sesekali menyentuk laptop barunya. Pas di tengah enak-enaknya makan, tiba-tiba saja tanpa sengaja tangannya menyenggol kaleng cocacola di sebelahnya. Isinya pun berhamburan membasahi laptop barunya. Dan bisa dipastikan laptop yang terkena tumpahan cocacola menjadi rusak. Kini yang ada dalam pikirannya hanya ada rasa panik bercampur dengan penyesalan yang dalam. Dengan dibantu seorang teman, laptopnya berhasil dibawa untuk diperbaiki di service centre milik toshiba dan tak lama kemudian bisa digunakan lagi seperti semula. Lumayan juga si teman harus mengeluarkan uang ekstra sebanyak enam ratus lima ribu lagi sebagai pengganti sparepart yang rusak dan ongkos kerja perbaikan. Jadilah cocacola yang dibelinya itu menjadi satu-satunya cocacola yang termahal yang pernah ada. Cocacola itulah yang menyebabkan dia harus membetulkan laptopnya yang rusak. Dan akibat kelalaiannya, ini menjadi suatu pelajaran yang amat mahal harganya untuknya. Cerita di atas mungkin saja pernah terjadi pada diri kita. Seringkali kita diuji oleh Allah swt justru pada titik terlemah kita. Titik terlemah kita bisa macam-macam, ada yang berupa harta, tahta, keluarga dan lainnya. Dan jarang sekali kita menyadarinya. Biasanya, kita mulai sadar bila hal itu sudah terjadi menimpa diri kita. Berkaitan dengan itu ada sebuah Hadits Rasulullah dari An-Nawas bin Sam’an ra yang mengatakan bahwa: “Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu.” Lebih dari itu, suatu hal yang kita benci kadang justru mendatangkan kesenangan, sebaliknya suatu hal yang kita sukai sering malah mendatangkan kesusahan. Janganlah merasa aman dengan kesenangan yang kita miliki, karena dibalik itu bisa menimbulkan kemudaratan. Untuk itu, janganlah merasa putus asa karena kesulitan yang kita hadapi. Sebagaimana Allah berfirman: ,” Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah suatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui ,” (Qs. Al-Baqarah : 216). Allah menyatakan, bahwa peristiwa yang dianggap baik oleh manusia , pada suatu ketika justru merugikan manusia itu sendiri. Begitu pula sesuatu yang sebenarnya ingin dihindari karena dianggap merugikan malah bisa menyebabkan kebahagiaan dan kedamaian. Jadi pandai-pandailah menjaga akhlak kita agar tetap baik dan selalu berada di jalan yang benar dalam situasi apapun. Sehingga kita senantiasa dekat terus dengan Allah dan dijauhkan dari hal-hal yang merugikan kita di masa yang datang. Serta jangan pernah berprasangka buruk pada ketetapan Allah. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H