Mohon tunggu...
sudjati widyatmoko
sudjati widyatmoko Mohon Tunggu... profesional -

saya pendidik di SMP Islam di Sidoarjo. tertarik dengan pendidikan dan pengembangan diri. info lengkap bisa di lihat di http://sudjatiw.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aku Mencintaimu Karena Agama Pada Dirimu

13 Maret 2010   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika hilang agama yang ada pada dirimu, maka hilang pula cintaku padamu. Saudariku, Islam adalah satu-satunya agama terbaik yang mengajarkan untuk menjaga kesucian dan memelihara moral kita. Salah satunya adalah dengan mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan sekaligus melarang pergaulan bebas antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim. Karena kesan pergaulan antara laki-laki dan wanita yang bukan muhrim cenderung kepada godaan syaitan dan fitnah yang besar, ini terbukti pada masyarakat jahiliah terdahulu dan masyarakat jahiliah sekarang. Oleh karena itu Islam menyerukan hijab sebagai tujuan utama dalam syariat Islam. Hijab adalah suatu sistem kehidupan yang lengkap dan sempurna serta memberi kebaikan kepada seluruh umat manusia. Hijab, yang secara harafiah berarti tirai atau dinding, yang bisa berarti perlindungan wanita dalam Islam dari pandangan laki-laki terutama yang bukan muhrim. Salah satu prinsip dasar Islam adalah pewujudan suatu sistem yang suci, sehingga Islam senantiasa berusaha mendidik setiap anggota masyarakat,  laki-laki maupun wanita, untuk menjadi manusia yang bertaqwa, disiplin, dan menjaga kesucian mereka. Dan di antara pendidikan yang penting adalah dengan latihan agar manusia berdisiplin atas kecenderungan mereka terhadap jenis yang lain dan agar kecenderungan-kecenderungan ini hanya disalurkan melalui jalan yang halal. Untuk tujuan ini Islam membuat suatu sistem yang bernama hijab. Sistem hijab adalah peraturan-peraturan yang merupakan elaborasi tindakan-tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam sosialisasi antara pria dan wanita. Hijab tak terbatas pada perintah bagi wanita untuk menutup kepala dan wajah saja, melainkan suatu sistem yang menyeluruh yang menjadi panduan-panduan dasar bagi laki-laki dan wanita dalam bermu’amalah untuk membangun masayarakat. Pengertian hijab sebagai suatu sistem bisa kita pahami lewat firman Allah swt yang menyerukan kepada laki-laki terlebih dulu untuk berhijab sebelum kepada wanita seperti dinyatakan di bawah ini:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” QS. an-Nur (24) : 30 Selanjutnya Allah juga menyerukan hijab kepada kaum wanita seperti di bawah ini:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” QS. an-Nur (24) : 31 Namun demikian, apabila kita menemui saudari kita lainnya yang belum berhijab atau sudah berhijab tetapi masih sebagai sekedar asesoris dan masih menunjukan akhlak yang kurang bagus, maka sudah menjadi tugas kitalah sesama muslim untuk mengajak dan mengingatkannya. Sudah barang tentu dengan cara yang baik dan tutur kata yang lembut tanpa melukai perasaan mereka. Apalagi sampai menghina dan mengucilkan mereka dari pergaulan kita. Bisa jadi mereka belum tahu mengenai hijab. Atau apabila sudah tahu mereka belum punya niat yang kuat untuk melaksanakannya. Dan apabila sudah punya niat untuk berhijab barangkali mereka belum mampu untuk menjalaninya. Maka tuntunlah mereka dengan pengertian serta cara yang paling sederhana dan mudah untuk mereka pahami atau jalani. Dan bagi saudariku yang sudah tahu mengenai hijab tapi masih enggan untuk berhijab biarkanlah kami dengan cara kami dan tidak menghalangi kami dalam mencapai ridla Allah. Janganlah sampai memusuhi kami dengan keyakinan kami. Atau mempengaruhi saudari yang lain untuk tidak mengikuti jalan kami. Karena memang sesungguhnya kita adalah bersaudara. Ya Allah cintakanlah aku pada hati hambaMu yang mencintaiMu agar makin tebal cintaku padaMu. Bukankah yang indah semakin indah bila tertutup, akan menarik bila semakin tidak terlihat. Biarlah tetap akan menjadi misteri untuk selamanya, yang tidak akan pernah selesai kecuali dengan memilikinya. Sesuatu yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan dan misteri. Dan sesuatu yang tersembunyi dengan baik, terjaga dengan utuh akan tampak bernilai tinggi. Tanpa hijab tak akan bernilai. Begitu pula dengan Allah yang senantiasa tersembunyi diliputi misteri, maka kita selalu merindukan untuk berjumpa dengan-Nya. Biarlah indah pada waktunya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun