Mohon tunggu...
Sudi widodo
Sudi widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknik Konstruksi Perkapalan

Mahasiswa Teknik Konstruksi Perkapalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN BTV III UNEJ: Pengembangan UMKM Marneng Jagung dengan Pemasaran Digital

30 Agustus 2021   20:50 Diperbarui: 30 Agustus 2021   21:19 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. pengenalan dan melakukan perizinan ke balai desai menemui Kepala desa/dokpri

Mahasiswa universitas jember saat ini melakukan kegiatan KKN (kuliah kerja nyata). KKN pada periode 2021 dinamakan dengan KKN BTV (Back To Village) ke 3. KKN BTV III di selenggarakan pada tanggal 11 agustus 2021 – 9 september 2021 di mana pengambian dilaksanakan selama 30 hari secara individu dengan tema yang sesuai pilihan mahasiswa. KKN atau kuliah kerja nyata merupakan program pengapdian masyarakat.

Mahasiswa dari fakultas Teknik dan prodi Teknik konstruksi perkapalan bernama Sudi widodo sedang melaksanakan KKN BTV III UNEJ salah satu dari kelompok 12. Sudi widodo memilih tema ke 1 yaknik program pemberdayaan wirausaha masyarakat yang berdampak covid-19 dengan dosen pembimbing lapangan ( DPL ) Dr Eko Crys Endrayadi, S. S, M. Hum.

Kegiatan KKN ini dilaksanakan di kampong halaman masing – masing hal tersebut karena adanya pandemic Covid-19. Sudi melaksanakan KKN di Desa Tambakrejo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Desa tersebut terpilih dikarenakan adanya potensi yang bernilai tinggi dari masyarakat tersebut belum bisa memanfaatkan kondisi tersebut. Terdapatnya covid-19 terdampak pada masyarakat tersebut. salah satunya pelaku usaha yakni  UMKM marneng jagung Bojonegoro berada di dusun Ngembak, Desa Tambakrejo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.

Pelaku usaha yang bernama ibu siti komsiyah, dengan menjual marneng jagung belum bisa berkembang pada saat ini. Karena pelaku usaha menjual marneng jagung dengan kemasan yang sederhana dan tidak ada logonya. Di tengan pamdemi covid-19 mengakibatkan penjualan marneng menurun.  Penjualan tersebut juga masih menggunakan secara tradisional. Hal tersebut terjadi karena belum bisa memasarkan secara online serta tidak mempunyai logo yang mengkesankan konsumen.

Di desa Tambakrejo mempunyai potensi jagung yang melimpah pada saat musim kemarau. Tapi hanya sedikit orang yang memanfaatkan masalah tersebut. Dari berbagai masalah yang ada, mahasiswa KKN BTV III kelompok 12 bernama Sudi widodo tertarik untuk membantu pemilik UMKM  marneng jagung Bojonegoro. dengan memliki program kerja yang diusulkan dengan berbagai tahap untuk mencapai tujuan yang di harapkan.

Dengan adanya inovasi penjualan lewat online dan desain kemasan / logo di harapakan akan menambah perekonomian di masyarakat serta meningkatkan penghasilan yang baik.

Gambar 2. Obsevasi terhadap sasaran/dokpri
Gambar 2. Obsevasi terhadap sasaran/dokpri
Terdapat beberapa program kerja yang dilakukan melaui beberapa tahapan. Yang pertama yaitu melakukan observasi dengan menanyakan indentifikasi yang terjadi masalah terhadap sasaran. Setelah mengetahui masalah yang terjadi maka Sudi widodo membuat program kerja yang akan di kerjakan. Hal tersebut akan di lakukan agar masyarakat mudah mempunyai penghasilan.

Gambar 3. Pelatihan media sosial/dokpri
Gambar 3. Pelatihan media sosial/dokpri
Tahap kedua adalah melakukan pelatihan pengenalan media social sebelum melakukan pemasaran terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan agar pemasaran tersebut tidak hanya secara tradisional. Tapi juga bisa secara modern, kegiatan pelatihan media social bertujuan untuk mempermudah pemasaran dalam ke adaan di tengah pandemic covid-19.

Gambar 4. Pelatihan desain kemasan dan desain logo/dokpri
Gambar 4. Pelatihan desain kemasan dan desain logo/dokpri
Tahap yang ketiga adalah pelatihan desain kemasan dan desain logo semenarik mungkin. Di lakukannya praktik pembuatan langsung karena logo dan kemasan sangat berperan penting pada pelaku usaha agar konsumen saat membeli produk akan mengenal makan apa yang di jual tersebut. Dan produk yang di hasilkan bisa di kenal oleh masyarakat lain. Kemas yang unik akan menambah nilai jual tinggi pada produk mareng jagung Bojonegoro. 

Untuk tahapan selanjutnya yaitu pelaku usaha yang sudah belajar media social tinggal memasarkan produknya tersebut. Kemudian dilakukannya Pratik langsung pemasaran secara online melalui media social. 

Pada kondisi saat ini di tengah pandemic covid-19 media social sangat membantu pemasaran produk karena pemasaran melalui media social berguna untuk meningkatkan penjualan produk, pemasaran melalui media social seperti facebook, instragram, dan whatsapp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun