Bermodalkan tiket promo cit*link KNO-CGK-SUB-CGK-KNO yang harganya setara dengan travel Tapaktuan- Medan, perlu di sebut gak ya, Hmmm.. Okeh, hanya 300 rebong. Target utama ke Surabaya adalah foto di depan Patung Suro dan Boyo yang nota bene Icon kota pahlawan ini, biar aja norak sikit, yang penting SAH ke surabaya-nya walau numpang lewat sih. Karena misi utama awak menahlukkan Gunung Bromo dan Pulau Sempu di kota Malang. Awalnnya sih sudah janjian dengan teman kampus dulu, ternyata mereka pengennya ikut paket Bromo dan Sempu sekitar sejetong lah. Ih, ga rela banget lah awak mahalnya minta ampun. Belum lagi ongkos ke sananya, Matiklah anak ayam.. Sebenarnya sih bukan pelit, kikir atau apalah, Cuma jalan jalan murah, hemat ampe muntah itu udah semacam ideologi dan falsafah hidup awak kayaknya. Sensasinya beda dan ada kepuasan tersendiri. Maka, dengan berat hati awak tidak ikut rombongan mereka dan mengambil jalur backpacker. Googling sana sini, lihat kisah backpacker2 sebelumnya dan tentu gabung dengan komunitas backpacker. Awalnya sih berdua aja, tapi berhubung kami dua hari aja bisa totalitas di Malang, walau lama perjalanan empat hari, maka mau gak mau harus bisa seefsien dan seefektif mungkin sesuai dengan ejaan backpacker yang disempuranakan. Sabtu malam, 12 oktober 2013 sampai di Surabaya dan selasa pagi sudah kabur ke Jakarta. Nah, hanya minggu dan senin lah kami bisa merajai kota ini, hectic. Hampir desperate juga sih apalagi pas mau menuju hari H nya, berbagai ketidakjelasan datang silih berganti. Halah. Mulai dari kepesimisan berbagai kalangan yang memvonis Bromo dan Sempu tidak bisa disikat kalau hanya dua hari saja. Ijin ke Sempu yang susahnya kayak benang berselemak. Mau tidak mau harus carik manusia sejiwa dan searah tujuan biar bisa menghemat waktu dan duit. Charter angkot, nginap di home stay dan nge-camp di Sempu. Jurus paling ampuh anti keringin dompet. Haha, aib banget dah. Padahal kan awak Pegawai di salah satu Instansi yg katanya, katanya nih ya termasuk bergaji papan atas untuk kategori PNS. Malu maluin instansi aja, yaudah sih biar sekalian dunia tahu bahawa gegajian kita emang gak wah wah kali. *ngotot Oke, setelah posting di berbagai grup Backpacker, baik Medan, Surabaya, Indonesia untung gak sampai luar negeri, niat banget daah.. Ini salah satu tips pamungkas cari kawan backpacker senasib dan sepenanggungan. Nemulah 3 biji mahluk dari Jogja, aslinya sih si Batak-batak dari Medan juga, Cuma lagi kuliah disana. Terus sebijik lagi dari Jogja juga, ini juga impor langsung dari Ketapang, Kalbar, kuliah di Jogja juga. Nah, berenam lah kami memadu janji bakal ketemu di Surabaya biar langsung sewa travel ke Probolinggo menuju Bromo. Tapi semua berubah sejak negara api gagal menyerang,awrr.. Salah satu personil jogja sudah mesan hotel di Malang, alhasil mereka mau tidak mau langsung ke Malang. Dan nasib awak pun berada di ujung tanduk. Berkat bantuan Backpacker lokal nya dan carik berbagai info lagi di sela sela kesibukan di kantor, maklumlah front liner paling heboh se kantor manapun di Indonesia tercinta ini. Jam istirahat aja tetap buka, kurang hebat apa cobak instansi awak. Padahal di kampung kampung aja pun, eh *curhat. Akhirnya pasang plan B. Karena bakal tidak terkejar juga menikmati Sunrise nya Bromo lewat Malang-Tumpang. Nyampe Malang paling cepat jam 1 karena pesawat terakhir temanku jam 11 di Juanda. Jadinya kita ke Pulau Sempu dulu baru dah nanti ke Malang. Untungnya yang dari Jogaj setuju dan oke fine.. The journey’s starting.... Skip skip skip. Penerbangan jam 8 pagi dari Medan, dan dari Jakarta ke Surabaya jam 8 malam maka sempet sempetnya lah awak menyampah ke ibu kota. Rencana awal main ke Blok M tapi di tengah perjalanan berubah pikiran, udah sekalinya ke Jakarta yang agak elite dikitlah. Maka berubah menuju Grand Indonesia Shopping Mall,eaakk.. Nonton dan muter muter ga jelas menunggu sore baru dah cap cus ke Bandara. Skip skip lagi, Jam 11 sudah sampai di Surabaya dan temanku Hendy sejam berikutnya. Di bandara kita bertemu dengan Tomy, yang dari Jogja-Ketapang. Sebelumnya sudah mesan travel Juanda-Malang dengan tarif 80rb. Santer Kabarnya bisa menghabiskan 3-4 jam apalagi liburan begini macet banget. Namun semua itu hanya mimpi, dua jam sudah sampai malang dan bingung lah jam 3 di Stasiun Arjosari ini mau ngapain. Nyewa Hotel berbintang juga nanggung, sok iye. Kami mesan nasi goreng buat ganjel perut dan membunuh waktu, wahahaha. Akhirnya kami cari angkot dan sejenisnya tujuan Sempu yang paling murah. Disinilah tragedi Kijang terjadi ygmenjadi merek Backpacker kali ini, 600rb akhirnya deal Malang-Sempu-Tumpang namun saat ketemu mobilnya ternyata Kijang gagal produksi apa Kijang betina kali ya.. Zebra, dan untunglah masih layak pakai. Sudahlah, dari pada angkot 500rb balik ke PP Malang Sempu, mending lah si Kijang khayalan ini, wong bule disebelah juga naik begituan. Karena dingin dan daripada gak jelas, akhirnya aku hubungin si Suluh dari jogjayang mungkin lagi bergolek ria di hotel sana, sedangkan kami berjuang disini. Kejamm. Untung tu anak bangun, dan kami bilang bakal datang jam 5. Eh, kami udah menuju Hotel mereka menginap yang awak kira jauh karena dia bilang Haris Hotel masuk pelosok gitu. Lagian ngapain juga kami tebego di terminal itu lama lama.*bales dendam Dan saat hubungin tuh anak, kelimpungan dah mereka. Yang abang dua bijik lagi masih ngorok kata dia, tapi dah kepalang nanggung jadi dah ke Hotelnya. OMG, Hotelnya oke punya ternyata. Kirain standar backpakcer, lah ini. Salah orang kayaknya ini, bisa susah ini ngajak mereka hidup susah. Disinilah tragedi ke dua terjadi. Saat ada cowok turun dengan pedenya awak salam dan perkenalan diri. Aiiih mak, dia bukan si Suluh. Ternyata pegawai hotel. Salah sendiri sih mukak mirip bell boy. Eh. :p Malu banget, beneran. Akhirnya yang dinanti pun datang. Dan kaget mampus melihat angkot yang membawa kami. Bukan Kijang yang diidam-idamkan selama ini. Kalo dia sih udah biasa tahan banting, yang abng abang diatas yang bakal merepet janda. Sudahlah, akhirnya kami mamfaatkan momen ini untuk numpang mandi. Hiaaa.. Lumayan kan, mandi di hotel . Tapi sepertinya dipasang tarif lima rebu ama abang abang, selama dalam perjalanan ditagih muluk. Wahaha. Sumpah yaa, ini udah dua halaman aja,inti dari backpackernya belumjuga nongol. Oke Sip, skip, skip dan Jam 6pagi kita berangkat menuju Sendang Biru, Sempu.. Di sinilah journey sebenarnya dimulai. Tarraaa.... Gak sampi dua setengah jam, kami sudah mendaratkan pantat di Sendang Biru. Perasaan gosip yang santer beredar 3-4 jam-an lebih dah ke Sempunya. Kebalik ya kalo cerita orang Sumut, Medan- Parapat 3-4 jam. Kenyataan 5-6 Jam. Untuk memasuki Pulau Sempu, kita harus ijin ke Polisi hutan berhubung Pulau Sempu adalah salah satu cagar alam, bukan tempat wisata awau pun mall, maka harus ijin kesana, entah modus melakukan penelitian dan sebagainya. Kita bertemu dengan robongan orang bekasi, rata-rata asal lampung sih, enam cewek bersama satu cowok sebgai guide nya. Sebelumnya kami sudah ketemu mahluk ini di Terminal. Dan janji ketemu dimari juga di bromo nantinya. Kepikiran sih, bakal buat ribet nih gegadis ini, soalnya track ke Segara Anakan sekitar 2jam-an. Namun, karena belum ada yang pernah kemari sebelumnya dan untuk alasan keamanan kami berbagi Guide dan berangkat naik kapal penyebrangan bersama. Intinya semuanya untuk penghematan. Ijin masuk salamin 50rb-an, kapal penyebrangan menghabisakan dana sebesar 100rb, jiah... Kami ber-13 ga nyampe 20 rebu juga kenaknya yaa. Tadi juga sih ada tarif parkir angkot sewaan kami juga biaya masuk per kepala. Total semua 35 ribu dah. Udah bebas melanglang buana ke dalam Sempu. Kami makan dulu dan bawa nasi bungkus untuk bekal di dalam sana nantinya. Pas balik dari perijinan dan makan kami kembali ke mobil mau ambil perlengkapan, eh si bapak supir raib entah kmana dan nomer hapenya lupa minta.. Sudah, ini kan batak batak banyak taktik,. Kami buka kaca mobil danmasuk lewat jendel lah ya istilahnya. Sudah, maslah terselesaikan. Untung pas nyebrang kami nemu tuh bapak lalu dengan muka berbinar miinta nomer hape nya, kayak anak alay baru kenalan ya. Plaaak. Sekitar 10 menit nyebrang sudah sampai di Tanjung Semut, pintu masuk track ke Sempu. Gila ya, gadis gadis tadi ternyata perkasa semua. Nonstop yatching, teman grup kami aja ada yang masih rempong urusin sepatu dan ini itu. Sekitar satu setengah jam kami berjumpa dengan Segara Anakan. Spoiler banget pemandangan dari bebalik pohon, Kerenn.. Sempu-nya sudah menggoda aja. Sampai dititik peristirahatan dan menaruh barang, kami rehat sebentar, Kemudian aksi foto foto dimulai. Dari perpaduan berbagai sudut view sempu dan gaya andalan kita kita.. Ini memang pada narsis gila semua, sampai momen foto bersama sangat sulit tercapai. Puas explore karang atas yang bersinggungan langsung dengan laut, kami ke Danau berasa Pantai atau apalah itu, karena berpasir Putih dan berair asin. Kami bermandi ria disini, pose dan pose. Tentu kami tak menyia nyiakan kesempatan menuju lubang mengarah ke laut sebagai asal muasal air laut kehempas ombak dan jatuh ke dalam pulau, inilah asal muasal air laut yang terperangkap di daratan karena tak tahu arah pulang. Inilah keunikan Sempu. Air nya tidak begitu asin dan mata bebas memandang kebawah tanpa takut kesengat asinnya air. Kami menaiki tebing tebing air masuk dan teriak sejadi jadinya saat air laut masuk, yaa ini lah salah satu wahana gratis sempu. Dan cewek cewek juga yang lagi berenang tertarik ikut rasain sensasi yang memacu adrenalin. Gak seram seram gmana juga sih, kita tetep mengutamakan keselamatan. Hehe. Kami juga berenang ria dan loncat berbagai gaya bersama dengan begitu noraknya teriak teriak tiap melihat hasil foto yang sumpah keren mampus.Peduli amat, gak pada kenal juga.. hahaha Karang Pulau Sempu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H