[caption id="attachment_82426" align="alignright" width="448" caption="Mainan Khas Korea"][/caption] Sebagai seorang Muslim yang tinggal di komunitas mayoritas Kristen, saya harus pandai menempatkan diri agar dapat bergaul akrab dengan beragam manusia dari berbagai latar belakang bangsa dan agama. Ketika saya merayakan Idul Fitri dan Idul Adha tahun ini, sedih sekali rasanya hati saat berjauhan dari keluarga. Riuhnya shalat Id dan aneka hidangan khas di kampung halaman harus saya lewati begitu saja. Di Iowa, kaum Muslim apalagi yang berasal dari Indonesia, masih tergolong sangat jarang sehingga kalau mau jumatan, saya harus menyediakan energi khusus untuk menuju masjid dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Itupun saya harus menumpang mobil kawan satu-satunya dari Indonesia yang rumahnya cukup jauh dari kampus. Nah, di momen Natal kali ini, saya mendapatkan pengalaman baru. Saya diundang sebuah keluarga Kristen yang aslinya berasal dari Korea. Awalnya saya agak khawatir jangan-jangan akan ada "khutbah khusus" bagi para tamu seperti yang pernah saya alami sebelumnya pada sebuah acara bakti sosial di gereja. Namun, berhubung saya kesepian di apartemen yang hampir semua penghuninya pulang kampung, saya pun menerima undangan tersebut. Tepat pukul 5 petang, Jung--begitu nama orang Korea itu--sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah. Saya pun bergegas masuk mobil itu. Ternyata tidak hanya Jung saja di sana, ada empat orang lagi yang juga berstatus sebagai international student yang ia temui pada saat Cultural Sharing setiap hari Jumat. Ooo, ternyata Jung mengundang banyak orang untuk hadir di rumahnya dan dia sendiri yang menjemput mereka satu persatu. Sesampai di rumah Jung, istrinya--Kwong--sudah menunggu di ruang tamu. Kami pun disambut dengan hangat. Kami berjabat tangan dan mengucapkan "Merry Christmas" bergantian. Aroma masakan khas Korea yang lezat memenuhi ruang. Maklum, di musim salju seperti saat ini, ventilasi rumah hampir tertutup semua sehingga udara tidak punya pilihan akses keluar kecuali lubang sirkulasi otomatis sekitar heater. Beberapa saat kemudian, para tamu sudah berkumpul di ruang bawah tanah (basement). Jung mengawali sambutan dengan mengucap terima kasih kepada para tamu undangan yang berjumlah 20 orang itu. Ia senang sekali karena natal kali ini dihadiri banyak orang dari berbagai negara yang antara lain berasal dari India, China, Hongkong, Turki, Mozambik, dan Korea. Saya adalah orang Indonesia satu-satunya pada acara tersebut. [caption id="attachment_82427" align="alignleft" width="448" caption="Foto Bersama"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H