Mohon tunggu...
Sudirman Asun
Sudirman Asun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata.\r\n\r\n(Pasal 66 UU No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)\r\nhttp://sudirmanasun.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ironi "Indonesia Kecil" Bagi Petani Desa Simpang (Ekspedisi Cimanuk, Telapak) bag 2

16 Agustus 2011   16:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 2802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_129682" align="alignnone" width="504" caption="Pegunungan Gundul Kab. Garut Selatan."][/caption]

Sambungan dari Ekspedisi Sungai Cimanuk bag.1.

"Dulu aliran sungai di depan itu kecil, bisa dilangkahin oleh orang. Sekarang kalau hujan besar sedikit saja, aliran nya langsung banjir mengamuk menghantam merontokkan pinggiran sungai sehingga makin lebar"., begitu ungkap Pak Empud Ketua RW Desa Simpang Kec.Cikajang sambil menunjuk sungai kecil di samping jalan kampung yang merupakan salah satu hulu Sungai Cimanuk.

Beberapa aliran lain hulu Cimanuk di Kampung Taraju Desa Simpang Kec.Cikajang ini diantaranya adalah mata air balong Telaga Cipanas, sungai Cihideung dan sungai Cikajang.

Menumpang bermalam di kediaman Pak Empud memberikan banyak informasi dan cerita bagi kami,  dari mulai curahan hati dan keluh kesah tentang  pendidikan anak dan cucu nya. , Sekolah Dasar Negri di kampung tersebut yang masih mewajibkan murid membayar biaya Tahun Ajaran Baru sebesar 250 ribu rupiah/anak, padahal iklan-iklan di TV sibuk menyuarakan sekolah gratis, masyarakat kecil seperti mereka juga bingung dengan berita-berita di TV yang mengungkapkan maraknya korupsi pemimpin-pemimpin negeri ini dengan jumlah uang yang tidak masuk akal dalam pikiran mereka.

Juga keluh kesah tentang anjloknya harga jual hasil ladang seperti tomat yang hanya dihargai  Rp. 300/kg ketika pas mereka panen raya yang dikarenakan ulah tengkulak dan belum adanya koperasi yang beroperasi di desa mereka.

Pak Empud juga mengungkapkan bahwa beberapa tahun terakhir ini desa mereka mulai merasakan kekeringan jika musim kemarau.

Hal ini tidak kami heran kan, ketika kami mendapati bahwa memang terjadi alih fungsi lahan habis-habisan terhadap hutan-hutan yang sedia kala berada di atas gunung dan perbukitan di daerah Cikajang, sampai-sampai perbukitan dengan kemiringan 70 derajat dapat disulap menjadi hamparan ladang sayuran.

Gunung-gunung dan perbukitan yang seharusnya hijau lebat terlihat kecoklatan botak gersang karena digantikan menjadi ladang sayur mayur seperti kentang, tomat, wortel dan kubis. Cuaca berubah menjadi ekstrim ketika kami bermalam di sana, suhu malam sangat dingin menusuk tulang, sedangkan siangnya matahari terasa terik dan perih membakar kulit.

Penurunan kesuburan ladang mulai dirasakan mereka, sedikit demi sedikit lapisan atas tanah subur terkikis oleh air hujan terbawa hanyut ke sungai, hal ini mengakibatkan mereka semakin ketergantungan dengan pupuk pabrikan yang dosis nya makin meningkat setiap tahunnya.

Kami juga melihat mulai adanya kepeduliaan mengurangi tanaman sayur-sayuran dengan pohon keras 4-5 tahun terakhir ini dengan pohon Eucalyptus dan pohon kopi yang cocok ditanam di dataran tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun