Mohon tunggu...
Sudirman Asun
Sudirman Asun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata.\r\n\r\n(Pasal 66 UU No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)\r\nhttp://sudirmanasun.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jadi Macan Asia, Saya Lebih Memilih Jadi Semut Pekerja Jokowi #Jokowi9Juli

8 Juli 2014   13:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:03 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14047749462029885866

[caption id="attachment_346827" align="aligncenter" width="300" caption="Ciliwung Super Ants #SaveBiodiverityCiliwung"][/caption]

Dulu

Di hulu Ciliwung di pinggir anak Sungai Cisampay sekarang dikenal JL. Pra Asia Afrika di Cisarua Puncak, sebuah karya besar sedang disiapkan para anak bangsa ini,  sebuah persiapan untuk mengadakan hajatan besar untuk memprakarsai sebuah konfrensi internasional untuk menyatukan negara negara Asia dan Afrika yang baru merdeka untuk menentang kolonialisme dan neokolonialisme dan mengimbangi, meredam perang dingin 2 blok kekuatan besar Amerika Serikat dan Uni Soviet. Yup Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika yang terkenal itu, prestasi politik luar negeri Indonesia tertinggi dan kita semua pasti mengetahuinya dari pelajaran di sekolah,  KTT Asia Afrika yang kemudian diselenggarakan di Gedung Merdeka Kota Bandung pada 18 April-24 April 1955 diprakarsai Indonesia oleh Ali Sastroadmijojo, Myanmar, SriLanka, India dan Pakistan menghadirkan perwakilan 29 Negara mewakili setengah jumlah penduduk dunia. KTT KAA ini kemudian melahirkan Gerakan Non Blok yang diperkenalkan pertama kali oleh Perdana Menteri India Nehru.

Itu Dulu...., dan Sekarang..?

2014 hampir 69 tahun Indonesia merdeka, untuk mengurus warga, sungai dan sampah saja Indonesia tidak sanggup. 27 April 2014 Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake lakukan pembersihan sampah di sepanjang sungai Ciliwung bersama kelompok masyarakat di Jakarta. Hufff sedih banget mendengar berita ini, Indonesia yang dulu dihormati, disegani masyarakat dunia, saya tertunduk hina dan malu. Untuk mengurus Sungai Ciliwung sepanjang 500m di segmen Masjid Istiqlal harus menerima bantuan pengelolaan dan hibah dari Negara Korea Selatan hanya untuk teknologi penyaring dan daur ulang air sungai, padahal saya tahu sekali sewaktu saya masa kecil untuk membuat sebuah teknologi sederhana penyaring air, ibu saya saja mampu. Sungguh sungguh memalukan, bukannya saya mengecilkan atau tidak menghargai niat baik dan bantuan dari negara negara sahabat.

8 Juli 2014, jelang pemungutan suara pemimpin baru Indonesia, Pemilihan Presiden.

Harapan baru untuk dua kandidat calon presiden dari putra putra terbaik Indonesia. Salah satu capres Prabowo Subianto menjanjikan Indonesia akan kembali menjadi Macan Asia dengan berbagai konsep kemandirian pembangunan industri dan pertanian, sedangkan capres satunya lagi menjanjikan Revolusi Mental, kerja keras, keteladanan dan kekuatan keberagaman Indonesia.

Tawaran kedua kandidat sama sama sangat menarik dan potensial untuk membuat perubahan dan arah bangkitnya kembali Indonesia yang terpuruk sedemikian rupa. Tapi untuk Prabowo Subianto saya lewatkan dengan pertimbangan beberapa hal track record isi koalisi yang tidak mau saya bahas disini.

Saya lebih tertarik dengan Fenomena Joko Widodo dengan Revolusi Mental, kerja keras, keteladanan dan kekuatan keberagaman Indonesia. Ketulusan Jokowi mau turun ke masyarakat mau mendengar langsung dengan kesederhanaan berbeda sekali dengan pemimpin pemimpin sebelumnya yang eksklusif dan tidak nyambung lagi dengan rakyat setelah menjadi terpilih.

Track Record Jokowi bisa dilihat mulai dari perubahan yang berhasil dibuat mulai dari kepemimpinan di Solo hampir 2 priode kemudian Jakarta walau baru memasuki tahun ke-2 telah membuat banyak perubahan di birokrasi dan penataan kota, mulai dari taman kota, waduk dan relokasi pedagang kaki lima dengan pendekatan yang sangat sederhana di meja makan.

Perubahan perubahan nyata yang dilakukan Jokowi bagai magnet besar sebagian rakyat Indonesia di provinsi lain, didaulat permintaan untuk maju mencalonkan diri memimpin Indonesia pada Pilpres 2014. Fenomena Jokowi yang merakyat ini bisa dilihat pada sumbangsih karya para pekerja seni di dunia media sosial dengan beragam kreatifitas secara spontan dan partispasi ratusan ribu masyarakat yang secara sukarela hadir di Konser 2 Jari di Stadion Gelora Bung Karno pada 5 Juli 2014 membuat catatan sendiri dalam perpolitikan Indonesia. Mobilisasi massa secara swadaya tanpa dibayar dan sukarela ini datang tanpa memandang kelompok umur, latar belakang profesi, strata sosial ekonomi. Mereka yang berkumpul hanya punya satu kesamaan, yakni harapan akan perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun