Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tertipu Itu Sakit

19 Januari 2024   13:54 Diperbarui: 19 Januari 2024   13:56 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moga tulisan ini menjadi pembelajaran hati-hati awas terhadap orang yang di kenal, telephone masuk atau ajakan lainnya. Kala tertipu yang hilang bukan saja sejumlah materi, namun yang paling menyakitkan adalah rasa sakit hati, kecewa, dan harga diri terinjak injak.

apakah ada hubungan antara data warga negara indonesia bocor dan jatuh ke tangan pihak-pihak tak bertanggungjawab ?

Sore itu 22 Nopember 2023  saya mendapat panggilan no handphone tak di kenal mengaku dengan nama laras. Dia menawarkan kerja sampingan cuma model HP android dan posting  produk yang diarahkan lewat medsos tanpa menganggu jam kerja. Sekali bekerja dan sukses akan mendapat komisi Rp. 40.000,- per tayang. Kalau setuju ya akan dilanjutkan, saya memilih ya.

Setelah menyatakan YA, langsung dimasukkan ke Grup WA latihan. Di WA latihan ada puluhan peserta lainnya yang mungkin proses pendaftarannya sama seperti sama di call, setuju dan isi biodata plus no rekening bank. Dalam hati darimana mereka dapat no HP saya ? dan tahu saja kalau rekening bank saya yg lain ada masuk transfer dari penjualan yang nilainya 200 jutaan. 

Tugas di Grup latihan adalah peserta di minta untuk beradu cepat untuk klik link, screenshoot, like dan kirim ke admin. Pelatihan bisa hingga belasan kali dan langkah awal WA Pelatihan diberikan sekitar 14 pelatihan. Hasilnya memang bikin tergiur kalau 6 kali pekerjaan pelatihan sukses maka tak lama kemudian mendapatkan komisi @Rp. 40.000,- yang langsung masuk rekening. Pekerjaan itu ada jeda sekitar 1-2 jam sebelum berlanjut. Seolah terhipnotis pekerjaan mudah maka oleh pihak Admin kami dinyatakan lulus untuk masuk grup kecil yang diisi dengan 4 peserta + admin dengan supervisor jumlahnya 6 orang.

Sebelum di mulai mereka mengirimkan semacam pernyataan persetujuan kepada keempat peserta dan saya menyatakan setuju (angka 1). Barulah game itu dipermainkan mereka. Pertama admin share sebuah produk katakanlah jam tangan : kita di pilihan (1) mau beli dengan 3 pilihan jam tangan harga 900.000 - komisi 200.000 = di dapat 1.100.00,- (2) harga 2.000.000 - komisi 1.000.000 = di dapat 3.0000 pilihan(3) harga jam 5.000.000 - komisi 3.000.000 = di dapat 8.000.000,- permainan sekitar 1 jam setelah itu jeda. Semua pembayaran dilakuka melalui transfer bank. Pola yang sama di mulai lagi 2 jam kemudian dengan cara yang sama tapi produk elektronik, mulai harga 30.000.000, 40.000.000,- 50.000.000 dg komisi mengiurkan pokoknya harga makin mahal dengan komisi makin besar.  Terus berulang dan terus berulang hingga 4 hari. Bayangkan kita di bobol dengan cara cerdas mereka. Berapapun uang yang kita miliki akan terkuras. 

Kalau ada peserta yang baru maka mereka admin dan supervisor menggunakan cara lain untuk mengakali  misalkan pada saat selesai permainan dan dibuat hitungan uang yang di dapat si A, B,C dan D sekian rupiah. Sebagai gambaran uang yang kita keluarkan misalnya bisa berlipat ganda. Kalau total pembelian+Komisi+bonus bisa di dapat Rp. 280.000.000,- padahal uang yg dikeluarkan Rp. 190.000.000,- ini kan pendapatannya lebih besar dari bisnis apapun. Kesulitan transfer ke admin atau sipervisor karena ada limit transfer yang saya alami mereka memberikan jalan keluar, termasuk menggunakan QRIS.

pada titik permainan untuk pencairan saya dikenakan pajak penghasilan, saya bayar. Klarifikasi masih kena biaya maintenance, saya bayar masih belum klir juga. Karena di anggap masih kurang persyaratan saya di minta utk melaksanakan transaksi terakhir bayar 49 juta. Eh, edan ternyata belum bisa dilakukan pencairan kena biaya administrasi senilai 29 juta yang harus di setor. Sebagai catatan ada nama-nama pribadi yang menerima uang transferan. Akhirnya saya terlambat menyadari bahwa saya kena tipu muslihat mereka. Saya menolak membayar 29 juta karena melihat record sebelumnya ada biaya berulangkali. Saya menolak dan mereka menjamin tidak ada lagi transferan dan akhirnya deadlock. Tidak kurang 170 juta uang saya tersedot permainan gila ! Sungguh sangat menyakitkan tertipu....

apa yang harus saya lakukan ? nasi sudah jadi bubur dan mereka tidak ada sedikitpun merasa kasihan. Mereka tidak sedikit pun para pelaku tuk niat menggembalikan entah itu di potong biaya administrasi dll. Setahu saya mereka melakukan penipuan nyata terutama pada pembayaran pajak penghasilan yang besarnya 20 jutaan. Kala saya minta bukti transfer pembayaran pajak ke pemerintah atas nama saya mereka tidak bisa menunjukkan.

Sebagai catatan inilah penipuan canggih menggunakan pencurian data barangkali yang kita dengar. Jadi bagi bapak ibu yang memiliki tabungan di bank dengan jumlah besar pesan saya kalau terima call yang tidak ada dalam kolom kontak sebaiknya tidak di angkat demi menjaga keselamatan harta benda dan jiwa. Tertipu itu menyakitkan drop psikis, ngga percaya, malu pada siri sendiri, istri dan keluarga dan orang yang kita berbagi cerita juga tidak bisa berbuat apa-apa....Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun