Mohon tunggu...
Sudiarto Abram Simamora
Sudiarto Abram Simamora Mohon Tunggu... Administrasi - Penganut Kristen Garis Lurus dan Juga Penikmat Nasi Goreng, gitoe saja!

| Sekalipun engkau todongkan pistolmu, aku akan tetap goreskan penaku. Aku tidak takut! | Keturunan Mix, Batak-Arab-Jawa | I'm not a great writer, just a loyal reader | Masih sama seperti dulu, suka pura-pura, tapi bisa diajak serius |

Selanjutnya

Tutup

Politik

‘ISIS’ Produk Gagal Amerika, Dari Teman Jadi Lawan

26 November 2015   16:35 Diperbarui: 26 November 2015   16:49 3034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak habis-habisnya orang-orang diseantero dunia berbicara tentang kelompok radikal ini. Aksi terornya yang dianggap mayoritas manusia berpikiran normal sebagai diluar kewajaran dengan cepat menyebar keseluruh pelosok-pelosok dunia. Tak hanya pria dewasa, wanita muda dan remaja-remaja labil, anak-anak justru dipertontonkan dengan aksi-aksi ISIS yang sengaja disebar oleh pendukung-pendukung ISIS di media sosial dengan maksud memberikan kesan garang dan wajib ditakuti.

Tidak hanya disebarkan langsung oleh pendukung ISIS, Anti ISIS turut berpartisipasi menyebarkan aksi-aksi ISIS melalui media dengan maksud berbeda yaitu menjelaskan kepada public bahwa ISIS adalah kelompok teroris yang kehadirannya wajib ditentang dan dilawan. Meskipun hampir semua manusia normal menolak aksi kekerasan yang dilancarkan ISIS, tapi pro dan kontra kehadirannya juga tidak sedikit yang memperbincangkannya.

Kapan dan Apa Tujuan ISIS Berdiri?

Menurut banyak sumber ISIS dibentuk pada April 2013 dan cikal bakalnya berasal dari al-Qaida di Irak (AQI), meskipun kemudian dibantah oleh al-Qaida. Tahun 2003, AS menginvasi Irak karena negara itu dituduh terkait dengan kegiatan terorisme dan punya senjata pemusnah massal. Ketika itu, Saddam Hussein adalah penguasa Irak. Saddam merupakan bagian dari golongan minoritas Sunni (sekitar 20 persen dari populasi) yang merepresi mayoritas Syiah (63 persen dari populasi).

“AS menaklukkan Irak dengan cepat. Namun, AS tidak punya rencana untuk Irak. Sejak itu, kaum mayoritas Syiah mengambil alih kekuasaan dan pada gilirannya merepresi golongan Sunni. Tentu saja kalangan Sunni tidak diam saja. Sehingga terjadi perang saudara di Irak antara kelompok Sunni dan Syiah. Bashar Al Assad, presiden Suriah yang merupakan penganut Syiah memberikan dukungan pada kelompok Syiah Irak. Akibatnya Sunni Irak dan Sunni Suriah bersatu dan bermaksud menjadikan Suriah dan Irak sebagai Negara Islam. Teori ini didukung sepenuhnya oleh tokoh-tokoh Barat.

Siapakah ISIS Menurut Anda?

Ketika saya baru selesai menjelaskan asal-usul ISIS menurut versi yang banyak saya baca dan yang berkembang di publik. Serta melihat metode-metode kekerasan dan target-target sasaran teror yang dilakukan ISIS, kemudian salah seorang teman saya bertanya kepada saya, “Siapakah ISIS itu menurut anda?,”. Hmmmm… saya terdiam sejenak, dan mencoba menjawab siapa ISIS menurut saya.

Perang saudara di Irak antara Sunni dan Syiah telah membawa dampak yang meluas hingga ke Suriah. Dari komposisi sekte beragama, Suriah merupakan kebalikan dari Irak. Suriah sekitar 75% adalah penganut Sunni sementara harus dipimpin oleh seorang Syiah yang hanya 25%. Irak yang 65% Syiah dipimpin oleh Saddam Husein yang adalah seorang Sunni sejati. Setelah kejatuhan Saddam Husein, kelompok Sunni yang merupakan kelompok minoritas berkuasa di Irak lama-lama digeser oleh kelompok Syiah dan bergabung dengan Sunni Suriah yang sedang berkonflik dengan Bashar Al-Assad. Siapa yang tidak mengenal Assad?.

Politikus sosialis komunis ini selama masa kekuasaannya disokong oleh Rusia dan China. Pengaruh Amerika Serikat di Suriah hampir tidak kelihatan. Sementara Rusia dan China memberikan dukungan total kepada Bashar Al-Assad dibantu oleh Pemerintah Iran. Amerika yang didukung oleh Arab Saudi dan Qatar ingin memperkuat pengaruhnya di Timur Tengah memainkan kartunya dikonflik Suriah dan Irak. Melalui agen-agennya, Amerika mendekatkan diri dengan kelompok Sunni Irak-Suriah. Kelompok Sunni-Irak yang memiliki misi menjadikan Irak dan Suriah sebagai Negara Islam yang kemudian berubah nama menjadi ISIS ini mendapatkan angin segar.

Amerika secara langsung memberikan pelatihan khusus kepada kelompok Sunni Irak Suriah, bahkan ratusan artikel-artikel tentang campur tangan Amerika sudah banyak beredar dan dapat diakses diberbagai media sosial. Bukan cuma artikel, bahkan pernyataan-pernyataan tidak disengaja pemimpin-pemimpin Amerika sering keluar tanpa kontrol memperjelas bahwa Amerika adalah main power kelompok ISIS. Tujuan Amerika melatih dan mempersenjatai ISIS kemungkinan besar adalah menggulingkan Bashar Al-Assad di Suriah.

Bahkan menurut sebuah sumber, ada banyak tentara Amerika yang akhirnya bergabung dengan ISIS di Suriah. Karena sangat mungkin sekali, apabila Bashar Al-Ashad jatuh, maka Suriah akan jatuh ke tangan pro-Sunni dan tentunya pengaruh Rusia dan China akan digantikan oleh Amerika dan sekutunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun