Mohon tunggu...
SUDARNO
SUDARNO Mohon Tunggu... Guru - guru

Saya adalah seorang pengajar bidang kuliner atau tata boga yang sealu ingin mengembangkan kompetensi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Study Psikologi Kejuruan pada Teknik Belajar Squance of Service Pelayanan Restaurant untuk Kesiapan Praktek Kerja Industri

11 Desember 2022   09:48 Diperbarui: 11 Desember 2022   09:58 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

STUDI PSIKOLOGI KEJURUAN PADA TEKNIK BELAJAR  SQUANCE OF SERVICE PELAYANAN RESTAURANT UNTUK  KESIAPAN  PRAKTEK KERJA INDISTRY

Abstrak

Penidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan calon lulusan dan peserta didik mampu memasuki dunia kerja, pengalaman yang didapatkan dari proses belajar peserta didik di terapkan dalam pelatihan kerja sewaktu yang di tuangkan dalam program kurikulum kejuruan yang di konkretkan pada pelatihan kerja atau praktek kerja industri. 

Praktek kerja industry di dunia lkuliner dna tata boga di lakukan di hotel, restaurant atau jasa penyedia makanan dan minuman, dalam dunia perhotelan dan reatuarant, pelayanan umumnya dilakukan di tempat penyajian makanan dan minuman. 

Penyajian makanan dna minuiman yang dikenal dengan istilah pelayanan memerlukan keahlian khusus dan pembentukan profesionalitas khusus Karen aakan menghadapi berbagai ejnis dan karakter tamu yang berbeda, sehingga memerlukan teknik khusus untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi suatu permasalahan dalam pelayanan terutama pada saat squance of service berlangsung. 

Psikologis mempunyai peranan yang didasarkan pada realita yang ada, dimana pentingnya peranan pembentukan profesiaonalitas untuk mengadapai berbagai situasi dan kondisi di lapangan kerja. Karya ini bermaksud untuk mengupas pemahaman teknik dan tujuan belajar squance of service yang ditukan untuk kesiapan peserta didik dalam menghadapi permasalahan dna kegiatan yang akan berlangsung pada saat praktek kerja industry

Pendahuluan

Psikologi kejuruan mencakup perilaku yang terjadi dalam proses pendidikan kejuruan baik tingkah laku maupun hasil tingkah laku dan proses dalam pendidikan kejuruan. Keiapan peserta didik dalam menempuh pendidikan banyak mengalami hambatan apalagi dalam dunia pendidikan kejuruan yang orientasinya siswa diarahkan pada kesiapn kerja dan berwirausaha. 

Kesiapn kesiapan inilah yang mendorong konsep pendidikan kejuruan diperlukan terutama dalam pembentukan karakter anak. Karakter peserta didik dibutuhkan untuk menumbuh kembangkan sikap yang religious, berakhlak mulia dna berbudi pekerti yang disesuaikan dengan pengalaman pancasila dalam pendidikan. Pembentuka karakter dibutuhkan peserta diodik untuk siap menbghadapi dunia kerja.

Pendidikan kejuruan memersiapkan peserta didik untuk siap dalam menghadapi persaingan kerja dan berwira usaha, persaingan kerja di dunia pekerjaan santa diperlukan pengalaman-pengalaman yang di seuaikan dengan bidang keahliannya masing-masing. Pada konsep pendidikan kejuruan pengalaman kerja peserta didik di dapatkan dari program kurikulum dalam bentukl praktik kerja industry yang di sesuaikan dengan bidang keahlian masing-msing. Praktik kerja industry ditempung dngan kurung waktu tiga sampai enam bulan bergantung dari kurikulum yang diterapkan di setiap satuan pendidikan kejuruan.

Persiapan perserta didik dalam menempuh dunia pelatihan kerja atau peraktik kerja industry dibutuhkan beberapa kesiapan salah satunya adalah pembelajaran dna pemahaman kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Persiapan dalam menghadapi praktik kerja industry memerlukan pemahaman yang mendalam dan kesiapan baik secara sosial, mental maupun psikologi. Kesiapn psikologis anak tekadang menjadi permasalahan yang mendasar seperti tidak atau kurangnya rasa percaya diri pada anak maupun kurangnya kesiapan bersosial dna kurangnya pemahaman terhadap fase pekerjaan.

Praktik kerja industry pada keahlian tata boga atau kuliner dibagi menjadi tiga bagian sub pekerjaan yaitu bagian prudk yang ditempatkan di dapur sebuah restaurant, produk pastry bakery dna di bagian pelayanan restaurant, pelayanan restaurant menjadi bagian terdepan suatu kegiatan di restaurant yang sangat memerlukan kesiapan mental karena menghadapi konsumen secara langsung, disini peran psikologi sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai macam situasi, pelayanan restarant memerlukan beberapa macam situasi dan kondidi yang sering dikenal dengan squance of service atau prosedur dan langkah-langkah dalam pelayanan restaurant.

Berbagai factor yang menyebabkan kurangnya pengetahuan dlam pelayanan dan kurangnya kepercayaan diri pada siswa di sebabkan karena kuarangnya pemahamam prosedur pelayanan atau squance of service dan tidak percayadiri dam menghadapi tamu sehingga sikap perserta praktek kerja indistri pada bagaian pelayanan makanan dan minuman tidak dapat maksimal sehingga dapat memunculkan berbagai kompalin dari tamu. Terkait dengan hal tersebut berikut akan di bahas lebih lanjut mengenai studi psikologi kejuruan pada teknik belajar squance of service pelayanan restaurant untuk praktek kerja indistri siswa kejuruan kuliner.

Kajian Teori

Tinjauan psikologi kejuruan pada teknik belajar  squance of service pelayanan restaurant pada kesiapan  praktek kerja indistry kejuruan kuliner

Psikologi kejuruan

Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidika. Studi mengenai proses pembelajaran, baik dari sudut pandang kognitif maupun perilaku, mengijinkan ilmuwan untuk memahami perbedaan individu dalam hal intelegensi, perkembangan kognitif, afek, motivasi, regulasi diri, konsep diri, serta peranannya dalam proses belajar. Bidang psikologi pendidikan banyak mengandalkan pengujian dan pengukuran dengan metode kuantitatif, untuk meningkatkan aktivitas pendidikan seperti desain pemberian instruksi, manajemen kelas, dan asesmen, yang bertujuan untuk memfasilitasi proses pembelajaran dalam berbagai setting pendidikan sepanjang hidup.

Bidang dalam psikologi pendidikan meliputi studi tentang memori, proses konseptual, dan perbedaan individu (melalui psikologi kognitif) dalam mengonseptualisasikan strategi baru mengenai proses belajar pada manusia. Psikologi pendidikan telah dibangun atas dasar teori operant conditioning, functionalism, structuralism, constructivism, psikologi humanistik, psikologi Gestalt, dan pemrosesan informasi.

Psikologi pendidikan merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian tahap-tahap untuk membantu individu melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses mengajar-belajar secara lebih efektif. Definisi ini hanya sebatas pada proses interaksi antar guru-siswa dalam kelas. Psikologi pendidikan pada masa awal perkembangan dan pemanfaatannya belum dikenal banyak orang tetapi seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembanglah secara resmi sebagai sebuah cabang khusus psikologi yang disebut psikologi pendidikan. Pada umumnya para ahli memandang bahwa Johan Friedrich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan. Namanya diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an. Konsep utama pemikiran Herbartianisme adalah apperceptive mass, sebuah istilah yang khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan Herbart, proses belajar atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan-hubungan antara ide-iyohana.

Hubungan antara psikologi dengan kesiapan kerja adakah untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja dalam menghadapi berbagai situasi yang memerlukan kesiapan mental dan psikis dengan menghadapi berbagai karakter dan jenis tamu pada saat pelayanan khususnya pada bidang pelayanan restaurant.

Squance of service

Sequence of service adalah susunan/ urutan” bagai mana memberikan pelayanan yang benar kepada costumer di suatu resataurant. Urutan pelayanan dalam squance of service yang benar meliputi: 1). Membuka pintu untuk tamu, 2). Menanyakan kepada tamu apakah sudah memesan meja atau belum, 3). Escorting the guest atau menunjukan arah meja tamu, 4). Memersilahkan duduk kepada tamu perempuan yang didahulukan ladies first, 5). Memperkenalkan diri kepada tamu bahwa kita adlah pelayan bagi mereka pada saat penjamuan makan, 6). Menawarka aperitif drink, 7) menyajikan roti dan mentega, 8). Mengambil pesanan tamu, 9). Melakukan pelayanan makanan mulai dri appetaizer sampai kepada dessert dan minuman kopi atau the dengan melakukan teknik clear-up di seusiakan dengan jenis pelayanan yang di inginkan oleh tamu, 10). Melakukan penagihan bill dan mempersilahkan tamu atau mengantar tamu jika ingin meninggalkan area restauirant.

Pada dasarnya pelayanan  Sequence of service adalah urutan atau tata cara di mana seorang waiter/ess memberikan pelayanan kepada tamu dari saat tamu memasuki restoran hingga dia meninggalkan restoran. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada setiap tamu yang datang. Namun ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penyambutan tamu, seperti memberikan salam ketika tamu telah tiba di depan pintu restaurant dengan mengucapkan “Selamat Datang” diikuti oleh semua waiter/ess, Lakukan kontak mata, tersenyum ramah dengan sedikit membungkukkan badan untuk memberi kesan penghormatan, Panggilah nama tamu tersebut jika kamu sudah mengenalnya, karena itu membuat mereka lebih senang dan merasa dihargai, Berikan penyambutan yang hangat dan familiar dengan percakapan yang singkat, Tanyakan untuk berapa orang dan atau sudah reservasi, Informasikan adanya smoking area dan non smoking area.

Ada beberapa teknik yang diperlukan dalam penyesuain pelayanan squance of service diantaranya adalah teknik danfokuis terhadap kegiatan tamu.

Kesiapan kerja

Draver (dalam Slameto, 2015) mengemukakakn kesiapan (readinness) adalah kesediaan untuk memberikan respond an reaksi, kesediaan ini di timbulkan dari dlam diri individu dan berhubungan dgna kematangan karena kematangan bearti kesiapan untuk melakukan kecakapan, menurut Slameto (2015) kesiapan yaitu keseluruhan kondisi individu yang membuatnya siap untuk member respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap respon yang diberikan. Dengan kata lain kesian kerja adalah seluruh kesanggupan seseorang daam menghadapai berbagai kondisi yang akan terjadi dlam pekerjaanya.

Selanjutnya menurut Fitriyanto (2006) kesiapan kerja adlah sebagai kondidi yang menunjukkan adanya keserasaian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan atau kegiatan. Beberapa aspek yang terdapat dalam kesiapan kerja meliputi aspek potensial atau ptensi kemampuan dasar seseorang, aspek professional yang meliputi keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan dan aspek fungsional dimana tenaga kerja melakukan pekerjaannya secara professional dan terarah.adapun aspek pendukung lainnya adah aspek operasional yang mendukung aspek professional, aspek personal yang menudkung aspek keterampilan dna aspek produktivitas yang memerlancar motif dari keberhasilankegiatan atau pekerjaan.

Tinjauan Proser Allen Terhadap Kejuruan Kuliner

Dr. Charles Allen Prosser (1871-1952) dalam Faizal Fani (2015)  adalah seorang praktisi dan akademisi Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di Amerika. Prosser juga adalah seorang guru Fisika dan Sejarah di New Albany High School dan mendapatkan gelar PhD dari Columbia University. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan vokasi atau sering juga disebut sebagai 16 Dalil Prosser. rosser yakin bahwa sekolah harus membantu para siswanya untuk mendapatkan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan tersebut dan terus maju dalam karir. Prosser yakin bahwa harus ada sekolah vokasional untuk publik sebagai alternatif terhadap sekolah umum yang sudah ada. Sekolah vokasional yang dimaksud adalah sekolah yang menyediakan pelajaran untuk berbagai jenis pekerjaan yang ada di industri. Prosser percaya bahwa pendidikan vokasional di jenjang sekolah menengah atas akan mampu menjadikan para siswa lebih independen. Adapun prinsip proser dalam pendidikan kejuruan adalah sebagai berikut:

Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.

Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.

Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.

Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu memodali minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.

Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.

Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.

Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.

Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.

Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.

Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).

Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.

Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.

Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.

Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.

Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

Prinsip prose allen yang berkaian dengan teknik belajar squance of service pelayanan restuatrant untuk kesiapn praktik kerja industry adalah bahwa semua kegiatan pelayanan yang digunakan oleh peserta didik harus berorientasi pada profesionalitas diri, pembawaan yang elegan dn dapat mengatasi situasi dan kondisi tak terduga dengan pemecahan masalah yang dimatangkan pada saat pendidikan berlangsung.

Replika yang digunakan dalam pembentukan karakter siswa merupakan bagian dalam pembentukan sikap professional yang dapat ditangguhkan dalam teknik belajar, teknik belajar yang memudahkan peserta didik dalam melakukan squance adalah dengan  sikap yang sudah di arahkan berdasarkan standar operasioanl kerja perusahaan, setiap SOP restaurant mempunyai ciri khas masing-masing namun tetap mengacu pada standar yang sudah disepakati bersama. SOP pelayanan di gunakan untuk memudahkan setiap kegiatan pelayanan dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Pelatihan pekerjaan dan teknik belajar squanc eof service menggunakan SOP yang dilakukan dengan berbagai mesindan perlaatan yang disesuaikan dengan jenis pelayanan restaurant, pelayanan restaurant yang sesuai dalah pelayanan yang menggunakan dan memanfaatkan perlatan, mesin pendorong otomatis dan mesin pembuat minuman otomatis, sehingga kedepannya dari teknik belajar mengunakan mesin seperti ini siswa diharapkan mampu menangani pekerjaannya dengan profesiaonal dna tanggung terutama dalam melayani makan dan minum tamu.

Pembentukam karakter peserta didik di dapatkan dengan mangandalkan pola pikir, kebiasaan dalam melakukan pekerjaan, sikap professional dan problem solving dalam pelatihan pekerjkaan sehingga siswa mampu menerapkannya dlaam mengahadapi tamu. Praktik kerja industri adalah penerapan semua bidang keahlian yang telah di tempuh di terapkan dalam setiap permasalahan dan kegiatan yang dilakukan di tempat praktek.

Pelayanan makanan dna minuman dalam squance of service yang dilatihkan kepada peserta didik diharapkan mampu membentuk kebiasaan siswa dalam menangani berbagia permasalahan di depan tamu dan kolega. Sikap profesioanalitas dan tanggung jawab dilatihkan dalam penanganan tamu,  dan simulasi dengan teknik demonstrasi pada saat pemebelajran, sikap sikap dan kejadian yang dimungkinkan akan terjadi dilatihkan secara sikap, mental maupun pemecahnnya dalam proses pembelajaran.

Kajian Pustaka 

Berdasarkan kajian kesiapan kerja dan simulasi menurut Muhammad ikhsan (2018) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mepersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja diantaranya adalah factor kemampuan indivisu dna fasilitator, citra dan pembawaan diri, pendukung, akademis dan perilaku individu. Kekuatan dan motivasi yang kuat dalam psikologi kejuruan untuk persiapan kerja adalah factor terkuat untuk menjadi pribadi yang professional

Maikaningrum (2016) dalam penelitiannya dengan Judul Pengaruh Minat Kerja Dan Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas Xi Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Smk Muhammadiyah 2 Bantul adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pembekalan psikologi dengan kesiapn kerja

Psikologi Kejuruan Dalam Penerapan Squance Of Servive Untuk Kesiapan Praktek Kerja Industri

Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja (Simamora, 2006:273) berdasarkan pasal 1 ayat 9 undang-undang Tahun 2003 pelatihan kerja atau job training adalah keseluruhan kegiatan untuk member, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kopetensi kerja, produktifitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dna kualifikasi janbatan pekerjaan

Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisi sehingga tenaga kerja nonmanajeriald apat mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk suatu tujuan tertentu (Sikula dalam Munandar, 2008). Sedangkan pengem bangan merupakan pendidikan jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja managerial dapat mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum (Sikula dalam Munandar, 2008).

Proses pelatihan kerja atau praktilk kerja industry dalam bidang tata boga atau keahlian kuliner memerlukan keispan proseional, keiapan-kesiapan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi dna kondisi yang terkadang tidak dapat diatasi oleh perserta didik dapat kit latihan secara mental ketika peserta didik sedang malakukan proses belajarnya

Psikologi memandang jiwa sebagai media yang utuh untuk berkembang, melaksanakan tugas dan perananya sebagai manusia yang utuh. Pembelajaran psikologi kejuruan mampu sebagai tobak dalam pemebentukan karakter, interprestasi dan manisfetasi diri menjadi pribadi yang professional.

Profesionalitas dan daya dukung intelektual akan menjadi sempurna apabila seseorang mampu melewati, menguasi dan mengelola emosional diri dan emosianal yang ditimbulkan dari suatu pekerjaan yang ditanganinya.

Penerapan pelatihan squance of service disiapkan secara penuh untuk mendukung peserta didik mampu melewati berbagai polemik dan kejadian selama melakukan praktek kerja industri. Psikologi kejuruan memandang teknik pemebelajaran kesiapa nsebagai sarana untuk melatih dan memfasilitasi peserta didik mampu bersaing nantinya di dalam dunia pekerjaan dan  membekali siswa melaksanakan pekerjaannya

Penutup

  • Simpulan

Pembelajaran psikologi kejuruan mempunyai peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan squance of service yang dikembangkan oleh setiap tempat kerja atau perusahaan, sikap mental dan karakter dalam menangani berbagai permasalahan di kembangka dengan memperhatikan karakter, kemampuan, dan teknik dlaam pengembangna kedisiplinan dan di dukung oleh berbagai sumber belajar maupun peralatan sehingga sikap profesionalitas akan terbentuk melalui pelatihan secara psikoologis.

Pelatihan yang terarah dna terstruktur dengan melibatkan aspek dna bidang kajian psikologi kejuruan yang menjadi orientasi pada peningkatan dan keahlian sumber daya manusia dan organisasi yang berkaitan dngna jabatan dan fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (curerent job oriented). Sasaran yang ingi di capai dari suiatu teknik pemelajaran adalah untuk peningkatan kinerja dan penguasaan diri dna lingkungna pekerjaan.

Pengembangan diri lebih bersifar informal maupun formal menyangkut antisipasi peranan kualitas kinerja individu dna kelompok yang harus dipersiapkan untuk kepentingna institusi satuan pendidikan sebagai predikat dan untk kepentingna peserta didik sebagai pengembangan kepribadian dan keilmuan.

Study psikologi dna teknik belajar dalam mempersiapkan pserta didik memasuki area kerja simulasi atau duni industry dalam waktu berkala merupakan salah satu bentuk solusi dari pelatihan mental dna pengembangan keilmuan langsung pada perusahaan sehingga berbagai jenis problematika pelayanan dapat dicermati, dianalisis dan di pecahkan nantinya oleh peserta didik

  • Saran

Saran yang diberikan oleh penulis dalam kegiatan pembelajaran squance of service untuk menghadapi dan mempersiapkan kesipan praktik kerja industry adalah dengan  adanya kesiapan secara mental, psikologis, kejiwaan dan rasa percyaa diri yang dilatihkan dalam proses pembelajaran dan teknik belajar

Daftar Pustaka

Melayu S.P. Hasibuan. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia: Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nasrudin Faisal. (2008). Kontribusi Minat dan Kemampuan Akademis Terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa.Laporan Penelitian. Semarang: PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Muhammad Ikhas. (2018) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Pada Siswa SMK Negeri 1 Sinjai: SMKN 1 Sinjai

Faizal Fani. (2015) Hubungan Pendidikan Vokasional Dengan Kemandirian Anak Yatim Pasca Terminasi Pelayanan Panti Asuhan Di Kabupaten Gresik. Jornal

Bustamin. (2011) Prinsip, Karakteristik dan Asumsi Pendidikan Teknologi dna Kejuruan. Makasar: Universita Negeri Makasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun