Mohon tunggu...
Sudarman SP
Sudarman SP Mohon Tunggu... Editor - Editor dan Aktivis Muda Muhammadiyah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kontes Domba Geulis Meriahkan Roadshow Desa Wisata Kabupaten Bandung

31 Agustus 2023   09:35 Diperbarui: 31 Agustus 2023   09:48 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Prodi AP UIN Bandung.***

Bandung -- Gelaran Roadshow Desa Wisata di Lapangan Situs Kendan Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, semakin meriah dengan menghadirkan perlombaan domba paling geulis.

Ketua Jurusan Administrasi Publik (AP) Khaerul Umam menjelaskan bahwa Roadshow Desa Wisata merupakan terobosan Jurusan AP berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya 50 desa wisata di Kabupaten Bandung.

"Dari 14 Padepokan adu domba yang diwadahi oleh Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) regional Kecamatan Nagreg untuk mencari domba paling geulis," tegas Umam seperti dikutip dalam keterangannya pada Kamis (31/08/2023).

Terdapat 3 kategori dalam adu geulis domba: Pertama Raja Kasep; Kedua, Ratu Bibit; Ketiga Raja Petet. Sebanyak 28 domba yang mengikuti adu geulis domba. "Setiap domba memiliki keunikan tersendiri seperti domba bermotif sapi, rusa, bahkan ada domba yang memiliki 4 tanduk," jelasnya.

Uniknya, setiap domba yang mengikuti kontes adu geulis itu memiliki nama-nama bak selebriti seperti ozil yang terinspirasi dari pemain bola.

Menurut Abah Utis, domba bernama halilintar yang terinspirasi dari keluarga gen halilintar agar energik, "Sampai-sampai ada nama yang paling fenomenal sekarang yaitu domba bernama Cipung yang terinspirasi dari keluarga Rafi Ahmad," tuturnya.

Kegiatan adu geulis domba bertujuan untuk mengapresiasi padepokan domba lokal yang ada di Kecamatan Nagreg yang kebanyakan diikuti Padepokan dari Desa Citaman dan sekitarnya.

"Padepokan domba menjadi perkumpulan para peternak domba yang sudah merawat dan melatih domba, sehingga memiliki daya nilai ekonomi yang lebih tinggi, bahkan domba yang mengikuti adu geulis domba ada yang bernilai hingga 100 juta," tandasnya.

Abah berharap dengan adanya kegiatan yang didukung oleh Jurusan Administrasi Publik (AP) FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bandung kontes adu geulis domba.

"Semoga para peternak lokal bisa lebih dikenal oleh para wisatawan dan menjaga tradisi kearifan lokal yang menjadi daya tarik dari Desa Citaman," pungkasnya.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun