Mohon tunggu...
Sudarmanto Saputra
Sudarmanto Saputra Mohon Tunggu... -

Bekerja di Televisi Lokal Lampung (PT Lampung Mega Televisi) sebagai Editor Grafis & Admin Marketing juga Dosen/Pembimbing di UKM Robot Teknokrat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Aneh

20 November 2009   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:15 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semunya hari fakirkanku dalam lembut
Seutas doa serasa panjangkan umurku
Lihatku terkapar meluas damparkan
Dalam terang nasipku berteriak..

Akalku tak sampai hati merajut
Desiran asa yang terenyah angan
Sinar itu bersama panas bekukan
Magma cinta yang tak terkandung

Segala kisah ucapkan selamat tinggal
Bersama bunga yang layu, daun yang gugur
Raguku kuatkan hati yang hampir retak
Sakit kurasakan bersama indah mimpi

Hasratku melebar duakan raga dalam sekejap
Wajah manisku terendap ceraikan jiwa
Sungguh semua rasa lumpuhkan khayalan
Menangis sambil menertawai raga yang hitam

Sejenak pesonaku mengering dalam deras makian
Membawa sedikit malu membongkar sandiwara
Keanggunanku terpaksa meraih cita sendiri
Nalarku sempurnakan sedikit keajaiban semu

Hanya sesal yang terasa membanggakan
Hanya bayangku yang selalu merasakan
Kesengsaraan yang dirindukan
Kemunafikkan yang menjadi tujuan..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun