Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama, umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Faktor-faktor penyebab terjadinya stunting yaitu kurang gizi kronis dalam waktu lama, retardasi pertumbuhan intrauterine, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, perubahan hormon yang dipicu oleh stres, dan sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Dampak Stunting umumnya terjadi karena diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak yang dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Pada 1000 HPK terdapat peran dari ASI eksklusif yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan. Bayi membutuhkan ASI dan asupan makanan yang cukup untuk meningkatkan kadar gizinya selama masa pertumbuhan. Jika asupannya kurang, akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat, bahkan terbawa sampai dewasa.
Perlu adanya perhatian khusus stunting pada balita, karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental pada anak. Keterlambatan perkembangan dapat menyebabkan risiko kematian dan seiring pertumbuhan mental balita, dapat menghambat perkembangan keterampilan motorik otak. Saat ini, prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan  data SSGI 2022 yaitu 21,1%. Prevalensi ini masih diatas 20% dan belum memenuhi target dari RPJMN tahun 2024 sebesar 14%.Â
Salah satu bentuk perhatian dapat dilakukan dengan memberikan edukasi dalam bentuk penyuluhan di masyarakat seperti di tempat pelayanan kesehatan posyandu. Dosen dan Mahasiswa S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia Medan melakukan pengabdian masyarakat di Posyandu Melati Kelurahan Helvetia Timur, Medan Helvetia, Sumatera Utara. Adapun tema pengabdian yang dilakukan adalah EDUKASI TENTANG ASI EKSKLUSIF CEGAH STUNTING. Â
Pelaksanaan pengabdian dilakukan pada Rabu, 21 Desember 2022. Selama pelaksanaan kegiatan penyuluhan didampingi oleh kepala lingkungan XI dan Kader serta diikuti oleh Ibu-ibu peserta yang berada di Posyandu Melati Kel. Helvetia Timur, Medan Helvetia yang berjumlah 17 orang. Â Sebelum dilakukan edukasi seluruh peserta dilakukan pre-test untuk melihat pengetahuan peserta tentang manfaat ASI Eksklusif dalam pencegahan stunting. Setelah pre-test dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Dosen dan Mahasiswa S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia melaksanakan edukasi dengan menggunakan Leaflet mengenai Asi Eksklusif sebagai pencegahan stunting dengan durasi 45 menit. Selanjutnya dilakukan post-test, sesi diskusi dan penyerahan cinderamata pada seluruh peserta.Â
Selama pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik, selain itu seluruh peserta turut senang karena sudah mendapatkan edukasi tentang pencegahan stunting melalui ASI. Dosen dan Mahasiswa S1 Gizi Institut Kesehatan Helvetia turut mengucapkan Terima Kasih kepada  Kepala Lingkungan XI, Kelurahan Helvetia Timur atas bantuannya selama pelaksanaan penyuluhan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H