Jakarta, 12 Maret 2025. Peluncuran Danantara Indonesia pada awal 2025 menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekonomi domestik dan stabilitas nilai Rupiah. Danantara Indonesia hadir sebagai investasi strategis yang mnegonsolidasikan dan megoptimalkan investasi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, termasuk infrastruktur, energi, manufaktur, dan industri berbasis teknologi. Dengan mandat untuk menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan. Danantara Indonesia berpotensi menjadi katalis bagi pertumbuhan investasi Nasional. Namun, peran Danantara Indonesia tidak terlepas dari berbagai tantangan, baik di tingkat global maupun domestik.
Danantara Indonesia diyakini akan menjadi proyek revolusioner yang mendorong optimisme di pasar modal, namun investor harus memahami segala resikonya. Selain itu, Danantara Indonesia juga diharapkan menjadi kekuatan baru dalam menarik investasi global dan mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional. Namun, efektivitas strategi dan transparansi pengelolaannya akan menjadi faktor penentu. Menjawab hal ini, Sucor Sekuritas menghadirkan diskusi mendalam "Sucor Spotlight" bertajuk "Danantara: Revolutionary Vision or Architectural Overreach?" yang digelar pada Rabu, 12 Maret 2025, bertempat di Hotel Mulia, Jakarta dan menghadirkan Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer(CIO) of Danantara Indonesia sebagai pembicara utama. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh para pemangku kepentingan, yang melibatkan analis pasar modal, ekonom, dan pelaku industri.
Bernadus Wijaya, CEO Sucor Sekuritas menilai bahwa inisiatif pembentukan Danantara Indonesia Sovereign Wealth Fund adalah langkah strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan menciptakan ekosistem investasi yang lebih inovatif serta berkelanjutan. Dengan total aset mencapai 900 miliar dolar AS, Danantara Indonesia berpotensi menjadi salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia dan membuka peluang investasi domestik maupun internasional. Keberadaan Danantara Indonesia akan memberikan dampak signifikan bagi pasar modal Indonesia, terutama dalam meningkatkan transparansi, diversifikasi asset, dan stabilitas pasar. Namun, ia juga menekankan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) agar Danantara Indonesia dapat berfungsi secara optimal sebagai instrumen penggerak pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia menyampaikan bahwa "dalam 1 hingga 5 tahun kedepan, Danantara Indonesia akan berfokus pada investasi di sektor strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi, dan membangun tata kelola risiko yang andal. Dengan mengoptimalkan imbal hasil di atas biaya modal. Danantara Indonesia akan berkolaborasi dengan sektor swasta dan investor global untuk memperkuat permodalan, mengakuisisi teknologi terbaik dan mendorong inovasi. Keuntungan akan diinvestasikan kembali ke proyek strategis tanpa bergantung pada pendanaan pemerintah, dengan keberhasilan diukur melalui pertumbuhan asset dan dividen. Danantara Indonesia tidak hanya akan berinvestasi di BUMN saja, tetapi juga secara aktif berkontribusi dalam pengembangan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
"Fokus utamanya adalah membentuk "Indonesia Inc." baru, dengan tata kelola yang lebih baik dari sebelumnya. Sebagai perusahaan holding investasi, Danantara Indonesia bertanggung jawab atas alokasi modal yang optimal serta seleksi proyek secara cermat" terang Pandu Sjahrir. Dalam acara Sucor Spotlight juga menghadirkan Ahmad Mikail, Ekonom Sucor Sekuritas. Dimana dalam paparannya menjelaskan beberapa kebijakan strategis pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai 8% dengan serangkaian kebijakan strategis yang berfokus pada penguatan daya beli masyarakat, ketahanan pangan, serta percepatan produksi energi baru dan terbarukan. Pemerintah menargetkan produksi beras nasional mencapai 32 juta ton pada tahun 2025. Untuk mendukung pencapaian ini, akan dilakukan ekspansi lahan pertanian sebesar 20 juta hektar guna meningkatkan produksi kelapa sawit (CPO), beras, dan etanol.
Dalam sektor energi terbarukan, pemerintah berkomitmen untuk mengimplementasikan program biodiesel B50 serta memperkenalkan campuran etanol E10 pada tahun 2029. Melalui kebijakan ini, pemerintah menargetkan penciptaan 5 juta lapangan pekerjaan hijau dalam sektor energi dan pertanian. Selain mendukung pengembangan biofuel, pemerintah akan memperkuat produksi minyak dan energi terbarukan. Selain itu, program makan gratis bagi anak sekolah dan ibu hamil, serta kenaikan gaji ASN. Dengan berbagai kebijakan tersebut, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh 5,2% di tahun 2025. Sedangkan di tahun 2026- 2030 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan menyentuh 5,5%-6,5%.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI