Komoditas emas menjadi salah satu aset yang paling berkilau tahun ini. Sepanjang 2024, harga emas dunia sudah naik 38,46% secara point-to-point. Harga emas yang melonjak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penurunan suku bunga sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) dan ketegangan geopolitik di sejumlah wilayah di Timur Tengah. (Source : Bloomberg).
Salah satu perusahaan komoditas emas di Indonesia adalah PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). BRMS merupakan salah satu perusahaan pertambangan multi mineral yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 2006 dan mengoperasikan beragam portofolio mineral termasuk tembaga, emas, seng, dan timah.
Sepanjang semester-I 2024, penjualan BRMS meroket 386% menjadi US$61,2 juta sehingga laba bersih perseoran naik 67% menjadi US$ 9,4 juta. Kenaikan pendapatan seiring produksi emas BRMS melonjak Naik 286,81% menjadi US$61,26 juta, dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar US$15,83 juta dengan produksi emas yang juga meningkat 251% menjadi 26.744 oz atau setara dengan 832 kg emas.
Hingga akhir September 2024, BRMS berhasil memproduksi 45.000 troy ounce emas, yang melampaui target tahun penuh sebesar 35.000 troy ons. "Produksi emas kami di 9 bulan pertama 2024 itu ada di kisaran 45.000 troy ounce dan sudah melampaui full year
tahun lalu di 27.000 troy ounce emas" Ungkap Herwin Hidayat Direktur dan Investor Relations PT Bumi Resources Minerals Tbk pada IG Live bersama Sucor Sekuritas (31/10/24).
Kenaikan pendapatan dan laba bersih yang diperoleh BRMS dikarenakan dua alasan utama. Pertama, pabrik emas kedua yang di Palu yang telah mencapai kapasitas penuh di bulan April tahun 2024 serta yang kedua yaitu bijih emas yang memiliki kandungan
emas yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Rencananya hingga akhir 2024 mendatang, BRMS akan mampu mencapai produksi emas hingga lebih dari 55.000 troy ons.
Herwin Hidayat juga menyampaikan laporan keuangannya untuk periode Q3-2024 akan disampaikan pada akhir November 2024 setelah diaudit dengan rencana keperluan pendanaan perbankan oleh perusahaan untuk membiayai belanja modal pada masa
mendatang. "Kenapa perlu pinjaman, karena memang rencana nya kami akan membangun tambang bawah tanah kami yang ada di Poboya, Kota Palu sulawesi. Jadi kalau bisa di mulai di Q2 2025, jadi harapannya pendanaan sudah ada di Q1 2025 dan selesai di Q4 2027."Papar Herwin.
BRMS optimis menghadapi 2025 dengan target produksi emas sebesar 65.000--70.000 troy ons. Hal ini didukung oleh optimalisasi pabrik di Palu, Sulawesi, yang kini mampu memproses hingga 4.000 ton bijih emas per hari untuk mencapai kapasitas produksi
penuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H