Harga emas terpantau ditutup menguat dari pada perdagangan sebelumnya yang mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis (30/5/24). Harga emas ditutup di posisi US$ 2.343 per troy ons naik 0,18%. Penguatan harga emas juga terjadi dan mencapai rekor tertinggi, dengan harga emas spot mencapai level tertinggi baru $2,449.89 per troy ons pada Senin (28/5/2024).Â
Kenaikan harga emas tersebut ditopang oleh aksi bank sentral China (People's Bank of China/PboC) yang masih memburunya di tengah ketegangan geopolitik yang belum kunjung ada tanda mereda. Sumber CNBC.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) adalah perusahaan yang bergerak dalam eksplorasi dan pengembangan pertambangan sumber daya mineral, termasuk tembaga, emas, seng, timbal, dan mineral lainnya. BRMS memiliki tiga anak perusahaan yang berlokasi di Dairi (Sumatra Utara), Poboya (Sulawesi Tengah), dan Bone Bolango (Gorontalo).
Pada Q1 2024, BRMS berhasil membukukan laba bersih melonjak 77% menjadi US$ 3,7 juta secara YoY dibandingkan laba bersih BRMS di Q1 2023 sebesar US$ 2,1 juta. Kenaikan laba bersih BRMS tersebut ditopang oleh pendapatan BRMS yang melesat 250% menjadi $20,3 juta di Q1 2024.Â
Tak hanya itu, BRMS juga berhasil meningkatkan produksi emas sebesar 278% dari 2.456 ounce/troy pada Q1-2023 menjadi 9.623 troy/ounce pada Q1 2024.
Peningkatan kinerja keuangan BRMS tersebut didukung oleh kenaikan produksi emas pabrik kedua yang terus mengalami kenaikan. "Di Q1 2024 , ini saja produksi emas kami sudah diangka 9.600 ons. Jika dikali 4, ya harusnya diatas 36.000 try/ons itu saja sudah naik 50% dibanding tahun lalu." Ungkap Herwin Hidayat selaku Direktur Investor Relations Officer BRMS pada IG Live bersama Sucor Sekuritas (30/5/24).
Terkait strategi kedepan, BRMS akan memiliki fokus yaitu merangkumkan pembangunan pabrik emas BRMS yang ketiga di Palu dengan kapasitas 4.000 biji ton emas/hari. Â "Di tahun ini dan sampai 2026, fokus utama kami ada dua yang harus kami penuhi. Yang pertama adalah merangkumkan pembangunan pabrik emas kami ketiga di palu dengan kapasitan 4.000 biji/hari dengan tetap ada peningkatan produksi yang akan diharapkan dapat terjadi di tahun 2024-2025."
Mengenai pembagian dividen, BRMS mengusahakan untuk dapat melakukan pembagian dividen kepada para pemegang saham. "Selama 10 tahun kemarin kita membukukan kerugian, BRMS membayar return earning nya masih defisit. Begitu return earning menjadi zero dan positif, kami berharap akan adanya pembagian dividen kedepannya dan menjadi fokus utama kami." Ungkap Herwin Hidayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H