Mohon tunggu...
Suci Tri Nurwulandari
Suci Tri Nurwulandari Mohon Tunggu... -

MAHASISWA UIN MALIKI MALANG JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI NIM 14410066 KELAS B ANGKATAN 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bumi Kita Semakin Sempit

1 Desember 2014   15:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:21 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semakin lama jumlah manusia yang hidup di dunia ini semakin banyak dan bumi ini terasa semakin sempit. Hal ini disebabkan meningkatnya populasi dan angka pertumbuhan. Angka pertumbuhan dirumuskan dengan jumlah kelahiran dikurangi dengan angka kematian yang kemudian ditambah dengan migrasi neto.

Seandainya peningkatan populasi hanya tergantung pada faktor biologis, pekerjaan demograf akan menjadi mudah. Tetapi faktor sosial sperti perang, kemajuan dan kemunduranekonomi, wabah penyakit, dan bencana kelaparan telah mendorong angka kelahiran dan kematian.

Beberapa pemerintah berupaya membujuk para perempuan untuk mengandung. Kita ambil contohnya di negara Cina. Para pemimpin Cina berupaya agar rakyat mereka membatasi kehamilan. Banyak oranng tahu bahwa Cna memiliki kebijakan nasional berupa “Satu pasangan, satu anak”. Tetapi tidak banyak yang tahu betapa kerasnya penerapan yang kebijakan ini.

Steven Mosher, seorang antropolog yang pernah melakukan penelitian lapangan di Cina, mengungkapkan bahwa setelah kelahiran anak pertama, setiap perempuan di pasang IUD (intrauterine device) entah perempuan tersebut menghendakinya atau tidak. Jika seorang perenpuan memiliki anak kedua, ia akan disterilisasi. Jika seorang perempuan hamil tanpa izin pemerintah, janinnya digugurkan. Abortus akan tetap dilakukan, baik dengan atau tanpa persetujuan perempuan yang bersangkutan.

Karena berhadapan dengan opini ynng negatif, pemerintah Cina memberikan keringanan. Dalam beberapa kawasan di pedesaan, para pejabat mengizinkan seorang perempuan untuk mengandung anak kedua, apabila anak pertamanya perempuan. Ini memperbesar peluang pasangan untuk memiliki anak laki-laki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun