Guru bukan hanya sekadar pendidik yang menyampaikan pelajaran di kelas. Mereka lebih dari itu. Sebagai tokoh masyarakat, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan mempengaruhi perkembangan sosial suatu komunitas. Melalui pengajaran dan bimbingannya, guru berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan global.
Beliau adalah Edi Supriadi, yang kini berusia 68 tahun. Beliau sempat menjadi guru agama di SMP 2 Cibadak dan PGRI Cibadak selama belasan tahun.
Menjadi guru memang merupakan cita cita beliau dari kecil, beliau tertarik karena dari sekelilingnya merupakan orang orang terdidik. Beliau juga sering mendengar bahwa guru merupakan pekerjaan yang mulia, bekal dunia dan akhirat.Â
Beliau merupakan siswa berprestasi sejak dahulu, selalu menjadi kesayangan guru. Sejak kecil beliau menyukai keseni dan keagamaan. Hingga terbesit untuk menjadi guru agama, ketika beliau berada di tingkat SMA.
Singkat cerita, beliau sudah berhasil menggapai mimpinya menjadi guru agama walaupun harus bersusah payah.
Beliau membagikan sedikit pengalamannya menjadi guru agama, beliau bercerita bahwa dulu guru agama dipandang dengan sebelah mata beda dengan guru pelajaran umum (matematika, ilmu alam, ataupun ilmu sosial). Dari segi gajih lebih kecil dan lebih disepelekan terkait nilainya, istilahnya tidak apa apa jika nilai agama yang kecil, asal tidak matematika dan nilai umum lainnya. Sehingga beliau harus bersusah payah membuat image yang sangat tegas dan disiplin agar lebih disegani oleh murid dan guru lainnya.
Padahal menurut beliau pelajaran mengenai agama tidak kalah penting bagi anak anak terutama dalam pembentukan karakter yang baik.
Beliau sangat senang melihat perkembangan zaman saat ini, perbandingannya sangat jauh dibandingkan belasan tahun lalu.
Sekarang guru agama sudah lebih disegani, tidak dianggap berbeda dari guru lainnya. Bahkan untuk menjadi guru agama harus memiliki kualifikasi yang jelas dan ilmu yang diajarkan kepada murid muridnya lebih detail, tidak seperti dulu yang fokus pada dasar dasar agamanya saja.
Bahkan guru agama dewasa ini meningkat peminatnya. Beliau merasa bahwa ini memang harus terjadi agar ilmu umum duniawi seimbang dengan ajaran agama yang baik, walaupun tidak menerapkan semua ajaran yang telah diajarkan beliau berharap minimal ada sedikit yang diamalkan agar menjadi pegangan murid muridnya ketika sedang dalam keadaan yang sulit.