Banjir menjadi momok yang menakutkan bagi warga Kota Sukabumi. Tiap musim hujan, kota ini terendam air, menyebabkan kerugian besar baik dari segi materi maupun keselamatan jiwa. Namun, di balik fenomena alam tersebut, terdapat masalah yang lebih dalam, yaitu krisis sampah di drainase.
Krisis sampah di drainase merupakan masalah yang meruncing di banyak kota di seluruh dunia, termasuk Kota Sukabumi. Drainase yang seharusnya menjadi saluran air bersih untuk mengalirkan air hujan, kini seringkali terhambat oleh tumpukan sampah yang menumpuk. Fenomena ini tidak hanya mengganggu aliran air, tetapi juga menjadi penyebab utama banjir yang melanda kota-kota, termasuk Kota Sukabumi.
Tumpukan sampah yang berada di dalam drainase tidak hanya terdiri dari sampah plastik, tetapi juga sampah organik, kayu, dan bahan-bahan lainnya. Ketika musim hujan tiba, air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar karena terhalang oleh sampah-sampah tersebut. Akibatnya, air meluap ke permukaan jalan, pemukiman, dan daerah lainnya, menyebabkan banjir yang merugikan bagi warga dan infrastruktur kota.
Krisis sampah di drainase bukan hanya menjadi ancaman terhadap kebersihan lingkungan, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat serta ekonomi lokal. Oleh karena itu, penanganan masalah ini menjadi sangat penting dalam upaya menjaga kualitas hidup dan keberlangsungan kota-kota di masa depan. Artikel ini akan menyoroti akar permasalahan tersebut dan mencari solusi untuk mengatasi banjir yang berulang kali melanda Kota Sukabumi.
Himbauan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi kepada Warga
Data terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar banjir yang terjadi di Kota Sukabumi disebabkan oleh penumpukan sampah di sistem drainase atau saluran pembuangan air. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, hingga 70% saluran air terblokir oleh sampah, mulai dari plastik, kayu, hingga limbah organik. Hal ini menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar, sehingga meluap ke permukaan jalan dan pemukiman warga.
“Dari hasil evaluasi penangan kasus banjir di Kota Sukabumi yang terjadi sejumlah kecamatan beberapa waktu lalu, ternyata penyebabnya sama yakni terjadi penyumbatan saluran air dan pendangkalan sungai oleh sampah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat di Kantor BPBD Kota Sukabumi, Kamis.
Seperti bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabandungan, Kecamatan Gunungpuyuh dan Gang Djuli, Kecamatan Cikole. Petugas di lapangan selain harus membantu korban terdampak, juga berjibaku membersihkan saluran air yang dipadati oleh sampah plastik.
“Kota Sukabumi hingga saat ini masih berpotensi turun hujan deras, untuk itu kami menghimbau kepada warga rutin membersihkan sampah yang berada di saluran air agar tidak terjadi penyumbatan,” tambahnya.
Sebelum, pada Senin (25/3) hujan deras yang turun dari siang hingga malam memicu terjadinya banjir seperti di Jalan Kabandungan, Kecamatan Gunungpuyuh yang mengakibatkan enam rumah terendam termasuk satu rumah di Gang Djuli, Kecamatan Cikole.
Adakah cara untuk mengatasi masalah tersebut?