Mohon tunggu...
suci rusmianti
suci rusmianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa IAIN parepare

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

kekerasan verbal (bullying)

7 Januari 2025   13:02 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kekerasan Verbal (Bullying) Kasus Anak Andika Kangen Band

Suci Rusmianti

Tugas Artikel, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Parepare, sucyrusmyanty@gmail.com.

Tesis

Kasus kekerasan verbal yang dialami oleh anak Andika Kangen Band menjadi salah satu contoh nyata dampak negatif dari perundungan, baik di lingkungan sosial maupun melalui media daring, yang seringkali melibatkan ujaran kebencian, hinaan, dan ejekan terhadap individu. Fenomena ini mencerminkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya bullying verbal, terutama ketika menargetkan anak-anak yang masih berada dalam fase perkembangan mental dan emosional. Dalam konteks ini, perundungan verbal tidak hanya melukai korban secara psikologis, tetapi juga dapat memperburuk citra keluarga korban di mata publik, mengingat posisi ayahnya sebagai figur publik yang sering menjadi sorotan media.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, termasuk edukasi kepada masyarakat mengenai dampak bullying verbal, penguatan peran keluarga dalam membangun ketahanan mental anak, pengawasan ketat terhadap konten media sosial yang memuat ujaran kebencian, dan penerapan hukum yang tegas terhadap pelaku perundungan. Dengan pendekatan yang terintegrasi, diharapkan dapat tercipta lingkungan sosial yang lebih aman bagi anak-anak dan mengurangi risiko kekerasan verbal yang berulang, baik dalam kasus ini maupun dalam konteks yang lebih luas.

Pendahuluan

Kekerasan verbal atau bullying menjadi salah satu isu yang semakin sering menjadi perhatian masyarakat, terutama di era digital yang mempermudah penyebaran informasi. Bullying verbal tidak hanya melibatkan penghinaan, ejekan, atau kata-kata kasar, tetapi juga berpotensi merusak kepercayaan diri, psikologis, dan mental korban. Fenomena ini kerap kali dialami oleh anak-anak dan remaja yang masih dalam fase pembentukan identitas diri. Salah satu kasus yang menarik perhatian publik adalah perundungan verbal yang dialami oleh anak dari musisi terkenal, Andika Kangen Band.

Kasus ini mencuat ke publik setelah munculnya laporan terkait ujaran negatif yang diterima oleh anak Andika, baik di lingkungan sosial maupun media daring. Sebagai figur publik, kehidupan Andika sering menjadi sorotan, termasuk keluarganya. Namun, dampak psikologis yang ditimbulkan oleh kekerasan verbal terhadap anak tidak dapat diabaikan. Kasus ini menjadi refleksi penting untuk memahami sejauh mana bullying verbal dapat berdampak pada individu, terutama anak-anak, serta bagaimana langkah pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan.

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji fenomena kekerasan verbal dengan fokus pada kasus anak Andika Kangen Band. Selain itu, artikel ini juga akan menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi bullying, dampaknya terhadap korban, dan upaya perlindungan terhadap anak di bawah hukum yang berlaku. Dengan memahami konteks dan implikasi dari kasus ini, diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menciptakan lingkungan sosial yang bebas dari kekerasan verbal, terutama bagi generasi muda.

Isi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun