Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas unggulan di Indonesia sedang hangat diperbincangkan mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkannya membuat BPDPKS melalui kebijakan yang tepat membuktikan bahwa industri kelapa sawit merupakan industri yang berkelanjutan dan sangat menguntungkan. Dengan pendekatan berkelanjutan BPDPKS dapat membuktikan bahwa industri kelapa sawit merupakan industri yang ramah lingkungan dan mendukung perekonomian negara.
BPDPKS memainkan peran penting dalam mengintegrasikan industri kelapa sawit ke dalam visi pembangunan berkelanjutan Indonesia yang lebih luas. Salah satu langkah strategis yang dilakukan BPDPKS adalah mendukung program sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO). Sertifikasi ini memastikan perkebunan kelapa sawit di Indonesia memenuhi standar keberlanjutan yang telah ditetapkan. Pada tahun 2023, lahan budidaya kelapa sawit di Indonesia yang telah bersertifikat ISPO sebanyak lebih dari 3,4 juta hektar. Dengan menerapkan kebijakan yang terarah seperti pengelolaan lahan yang bijaksana, penggunaan air yang efisien, dan pengurangan penggunaan bahan kimia, BPDPKS membantu mendongkrak industri kelapa sawit yang lebih ramah lingkungan.
Tidak hanya menjadi bahan baku produksi minyak goreng, kelapa sawit juga menjadi komoditas utama produksi biodiesel. BPDPKS merupakan penggerak utama program biodiesel B30 yang mewajibkan campuran 30% minyak sawit dan solar. Program ini tidak hanya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil namun juga berhasil mengurangi emisi karbon. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, program biodiesel B30 telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 24,6 juta ton CO2 pada tahun 2022.
Selain sukses di bidang lingkungan hidup, BPDPKS juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2023, pendapatan negara dari sektor ekspor minyak sawit dan produk turunannya mencapai lebih dari  30 miliar USD. Industri kelapa sawit juga mempekerjakan sekitar 17 juta orang, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama di daerah pedesaan. Oleh karena itu, BPDPKS tidak hanya berperan dalam menstabilkan perekonomian nasional tetapi juga berkontribusi besar dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
BPDPKS tidak hanya fokus pada pengembangan industri, tapi juga mendukung berbagai riset dan terobosan baru di sektor sawit untuk membuat industri ini lebih efisien dan ramah lingkungan. Contohnya, mereka mendorong pembuatan pupuk organik dari limbah sawit. Ide bagus ini bisa membantu petani mengurangi pemakaian pupuk kimia dan mengatasi masalah limbah. Tak hanya itu, mereka juga terlibat dalam penelitian untuk meningkatkan hasil panen sawit tanpa perlu membuka lahan baru, caranya dengan mengembangkan bibit unggulan dan menerapkan cara bertani yang lebih modern.
Bicara soal tantangan, Indonesia punya jutaan petani sawit kecil yang mengelola sebagian besar kebun sawit di negeri ini. Nah, BPDPKS punya program namanya PSR atau Program Peremajaan Sawit Rakyat untuk membantu mereka. Program ini membantu petani mengganti pohon sawit tua dengan bibit baru yang lebih bagus, lebih produktif, dan lebih ramah lingkungan. Hasilnya lumayan menggembirakan-sampai tahun 2023, program ini sudah berhasil meremajakan lebih dari 200.000 hektar kebun sawit milik petani kecil. Targetnya malah lebih ambisius lagi, ingin mencapai 540.000 hektar pada 2025 nanti.
BPDPKS berhasil mendapat perhatian internasional salah satunya di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), BPDPKS sering menjadi contoh keberhasilan negara berkembang dalam mengelola komoditas andalannya secara berkelanjutan. Indonesia juga secara aktif terlibat dalam berbagai kemitraan internasional untuk mendukung produksi kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan fokus pada peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasokan global.
BPDPKS memainkan peranan penting dalam mendukung target Indonesia mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 melalui transformasi industri kelapa sawit yang lebih ramah lingkungan. Beberapa inisiatif telah diimplementasikan, termasuk penerapan teknologi hijau di area perkebunan, optimalisasi penggunaan energi pada fasilitas pengolahan, dan inovasi pengembangan biodiesel. Melalui regulasi yang mendukung dan kolaborasi seluruh pihak terkait, sektor kelapa sawit nasional diyakini dapat berkembang berkelanjutan tanpa mengabaikan aspek lingkungan.
Keberhasilan BPDPKS menunjukkan bahwa produksi sawit dapat dilakukan secara ramah lingkungan sembari tetap memberikan manfaat ekonomi. Hal ini membuktikan bahwa komoditas strategis ini mampu menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan ekologi. Dengan pengelolaan yang tepat dan dedikasi penuh terhadap aspek keberlanjutan, industri sawit tidak hanya berkontribusi pada pendapatan negara, tetapi juga menjadi bagian dari solusi menghadapi isu perubahan iklim dan kebutuhan energi terbarukan global. BPDPKS telah mendemonstrasikan kemampuan industri sawit Indonesia untuk bersaing di tingkat internasional dengan tetap memperhatikan pelestarian lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H