Mohon tunggu...
Suci Ramayanti
Suci Ramayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Defense Economic Student

Agriculture Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penutupan PLTU Batu Bara 2050, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

19 April 2023   18:41 Diperbarui: 19 April 2023   18:45 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara masih menjadi sumber energi paling murah. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sampai 20 April 2022, Indonesia memiliki 253 PLTU yang tersebar di berbagai provinsi. Pada pembukaan pameran dagang industri Internasional, Hannover Messe 2023 di Jerman, Presiden Jokowi menegaskan komitmen Indonesia untuk beralih ke energi bersih dengan menutup seluruh PLTU Batu Bara. Penutupan PLTU sejalan dengan isu pemanasan global dan banyaknya lembaga keuangan dunia yang tidak mau mendanani pembangunan berbasis energi fosil karena dampak lingkungan yang dihasilkan.

PLTU sebagai pembangkit listrik utama di Indonesia memiliki peran penting terhadap pertahanan negara dan kebutuhan militer. Listrik yang menjadi faktor penunjang di seluruh kegiatan akan berakibat fatal jika terjadi penurunan daya, pemadaman listrik akan menghambat kegiatan produksi dan aktivitas lainnya. Kebutuhan militer terhadap listrik juga harus dipenuhi agar operasional TNI maupun POLRI tidak terganggu karena kekurangan bahan bakar.

Terbitnya Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik pada 13 September 2022, membuka peluang investasi untuk bidang energi baru terbarukan (EBT). Namun penutupan PLTU juga harus mempertimbangkan aspek-aspek lainnya, seperti supply dan demand kebutuhan listrik nasional. Peralihan PLTU Batu bara sebagai pemasok energi paling besar ke EBT, harus menyesuaikan dengan sumber daya alam dan penguasaan teknologi. 

Dukungan pendanaan Internasional diperlukan untuk beralih dari PLTU. Bank Pembangunan Asia (ADB) meluncurkan Mekanisme Transisi Energi untuk membantu negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Peralihan dari PLTU ke EBT, pemerintah diharapkan menerapkan tata kelola yang baik, melibatkan partisipasi semua pemangku kepentingan, baik dalam perencanaan, implementasi, pengawasan, dan evaluasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun