Gen Z. Penyakit ini, yang dulunya lebih umum terjadi pada orang dewasa dan lansia, kini mulai menyerang generasi yang lebih muda. Peningkatan ini tidak lepas dari perubahan gaya hidup dan pola makan yang semakin tidak sehat.Â
Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang semakin banyak ditemui di kalangan remaja dan dewasa muda, khususnyaMenurut laman kementerian kesehatan, Indonesia menempati urutan kelima dalam hal jumlah penderita diabetes, dengan 19,5 juta pada tahun 2021 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 28,5 juta pada tahun 2045. Artikel ini akan membahas mengapa penting untuk menangani isu diabetes pada Gen Z sejak dini, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengelolanya.
Faktor Risiko
Diabetes pada remaja umumnya disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Gaya hidup sedentari, atau kurangnya aktivitas fisik, merupakan salah satu faktor utama. Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat bergantung pada teknologi, dengan banyak waktu dihabiskan di depan layar—baik itu untuk belajar, bermain game, atau bersosialisasi melalui media sosial.Â
Kurangnya aktivitas fisik ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan risiko diabetes. Selain itu, Syifa Mustika, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang, Jawa Timur, menyatakan bahwa kebiasaan makan yang tidak sehat berkontribusi pada peningkatan risiko diabetes pada anak-anak.
Selain itu, pola makan yang tidak sehat juga menjadi pemicu utama. Konsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan tinggi gula menjadi tren di kalangan Gen Z. Makanan-makanan ini sering kali dikonsumsi secara berlebihan, tanpa diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup dan olahraga yang memadai. Faktor genetik juga memainkan peran penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.
Tanda dan Gejala
Salah satu masalah utama dalam menangani diabetes pada Gen Z adalah kurangnya kesadaran akan tanda dan gejala awal. Gejala-gejala seperti sering merasa haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan yang tidak wajar, dan kelelahan sering kali diabaikan atau disalahartikan sebagai gejala penyakit lain. Penting untuk memahami bahwa gejala-gejala ini, jika terjadi secara konsisten, bisa menjadi indikasi awal diabetes dan harus segera diperiksakan ke dokter.
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki perbedaan gejala yang perlu diperhatikan. Diabetes tipe 1 sering kali muncul secara tiba-tiba dan lebih umum ditemukan pada anak-anak dan remaja. Sementara itu, diabetes tipe 2 berkembang secara perlahan dan lebih umum terjadi pada individu yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Pentingnya Deteksi Dini
Deteksi dini merupakan langkah krusial dalam mencegah komplikasi jangka panjang yang diakibatkan oleh diabetes. Semakin dini diabetes terdeteksi, semakin besar peluang untuk mengelola penyakit ini dengan lebih baik dan mencegah kerusakan organ yang lebih parah. Pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan kadar gula darah, sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi.