Mohon tunggu...
SUCI RAHMADANI
SUCI RAHMADANI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konferensi Online: Sourtheast Asia Academic Forum On Education, Technology, And Public Health (SEA-AFETPH)

13 Oktober 2020   23:09 Diperbarui: 13 Oktober 2020   23:23 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Konferensi online Covid-19 yang dilaksanakan melalui media Zoom pada hari Senin & selasa, 12-13 oktober 2020 ini bertujuan untuk memberikan mitigasi dan kesadaran pendidikan, teknologi dan kesehatan masyarakat di era Covid-19. Konferensi ini diikuti sekitar 900-an peserta yang berasal dari berbagai daerah, universitas yang berbeda serta jurusan yang berbeda-beda.

Materi yang di bahas dalam konferensi online yang dibawakan oleh Assoc. Prof. Kraichat Tantrakarnapa (faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Thailand)  yaitu "The turning point for a better world after Covid-19". 

Dalam materi tersebut bapak Kraichat menjelaskan bahwa ada titik balik untuk dunia yang lebih baik setelah Covid-19, salah satunya adalah penciptaan robot untuk mengurangi interaksi perawat dengan pasien Covid-19. Seperti pesan yang telah disampaikan beliau "tidak ada Covid-19, tidak ada kesempatan untuk menciptakan dunia yang lebih baik". 

Saya sangat setuju dengan pernyataan beliau karena apa yang telah di takdirkan oleh yang Maha Kuasa tidak dapat kita hentikan tetapi dapat kita ambil sebagai pelajaran agar kedepannya dapat lebih baik dari yang sebelumnya. 

Penyampaian materi yang di lakukan beliau dengan menampilkan Power Point tentang data-data terbaru serta analisis pendukung mengenai informasi yang ingin beliau sampaikan. 

Dalam cara berkomunikasi beliau untuk menyampaikan informasi sudah cukup bagus karena menggunakan bahasa asing yang mudah di pahami serta membawa materi dengan cukup normal dengan waktu yang cukup singkat, menarik dan bermanfaat.

Pemateri selanjutnya Prat Intarasaksit, Dr. PH (Department of Public Health, Faculty of Physical Education, Srinakharinwirot University, Thailand) yaitu "Infectious Waste during Covid-19 in Thailand -- Management and Recommendations". 

Disini bapak Prat membahas tentang limbah menular selama Covid-19 di Thailand-pengelolaan dan rekomendasinya. Fakta yang dikatakan beliau bahwa di bangkok ADB memperkirakan volume limbah infeksius atau limbah medial adalah dua ratus sepuluh metrik ton per hari, sementara insinerator di Thailand hanya mampu membakar sampah infeksius sekitar lima puluh tiga ribu ton. 

Artinya, semua insinerator limbah infeksius di Thailand harus dioperasikan dengan kapasitas penuh setidaknya selama 360 hari tanpa jeda. Tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena mesin dapat mengalami kerusakan apabila digunakan tanpa jeda. 

Oleh karena itu, Thailand dan banyak negara membutuhkan kebijakan untuk pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan limbah dalam keadaan darurat selama pandemi Covid-19 itulah yang disampaikan oleh beliau. 

Dalam penyampaian materi yang dilakukan beliau pada konferensi online ini cukup lambat yang membuat para peserta konferensi mengalami kejenuhan serta beliau menggunakan suara yang agak kecil dengan menggunakan bahasa asing. Tetapi saya sangat suka dengan materi yang di bawakan beliau cukup menarik dan bermanfaat karena hal tersebut terjadi juga di indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun