Pembukaan PPPK 2022 seperti dua buah sisi koin yang saling bertentangan. di satu sisi ada kegembiraan dari P1 atau sering kita sebut lulusan PG PPPK 2021 karena mereka akan mendapatkan penempatan sesuai dengan pendidikannya. disisi lain ada tangis para GTT yang secara kasar tergeser begitu saja dengan kedatangan para guru baru lulusan PG. jika di sekolah besar dengan jumlah murid di atas 500 mungkin tidak akan kebingungan kepala sekolah mengaturnya, bisa diberikan jam meskipun hanya sedikit, namun akan berbeda jika di sekolah kecil, GTT yang ada mau ditaruh dimana jika didatangi lulusan PPPK yang mendominasi semua mata pelajaran.
otomatis ini PR buat para kepala sekolah, mau dibuang sayang karena mereka telah mengabdi dan berjasa bagi sekolah meskipun dengan honor yang minim. Tapi jika misal dipertahankan, mau mengampu mata pelajaran apa, jika semua posisi telah terisi sedang kekurangannya sudah didatangkan guru lulusan PG PPPK 2021. Maju kena mundur juga kena, jadi serba rumit.
Tapi yang buat hati setengah tidak terima, sekolah yang membutuhkan kadang malah tidak didatangi, sedangkan sekolah yang tidak butuh karena banyak GTT malah diberikan banyak guru baru. Apa semua nanti harus menggunakan nota tugas jika di sekolah yang didatangi lulusan PG PPPK 2021 ternyata over load.Â
Apa GTT yang masih ada harus dipaksa menganggur , meskipun mereka paham aturan harus mundur jika ada guru PPPK datang, tapi kan tidak mundur dalam artian menganggur tapi dialih tugaskan sehingga masih bisa berkarya dan tentunya bisa mengikuti tes PPPK 2022 meskipun itu jalur umum. Atau GTT dipaksa harus mencari ladang baru di swasta, tapi kan tidak semudah itu juga mencari,semua butuh proses yang tidak sebentar. Belum tentu juga langsung dapat lahan baru begitu dipaksa mundur.
Jika mereka dikeluarkan, otomatis akan menghambat karier GTT tersebut karena mau tidak mau harus out dari sekolah induk dan dapodik, sedang untuk diakui di dapodik saja butuh proses panjang dan lama. apakah ini adil bagi GTT? entahlah jika memikirkan hal itu serasa terombang ambing tak tentu arah, endingnya kita hanya bisa menunggu apa keputusan pemerintah saja sambil terus berusaha semoga di perekrutan kali ini dapat lolos tes dan menjadi ASN. aamiin
Semua hal yang terjadi pasti akan ada positif negatifnya, tinggal kita menyikapinya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H