Mohon tunggu...
Suci Nurhandayani
Suci Nurhandayani Mohon Tunggu... Guru - Guru GTT, Ibu rumah tangga

Saya suka menulis, belajar hal2 baru yang menantang,

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bocilku yang Menggemaskan

21 Oktober 2022   21:27 Diperbarui: 21 Oktober 2022   21:57 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di usia yang menginjak 40tahun, aku dipercaya Tuhan dengan hadirnya bayi cantik yang aku beri nama Shabira Asheeqaa Naureen. 

Sebenarnya kehadirannya tidak kami rencanakan, ditengah Covid-19 yang baru pertama kali muncul di kota kami Sumenep yang semula dinyatakan daerah hijau, saat itu 2020 baby asheeqaa lahir. 

Di setiap momen perkembangannya aku abadikan di Instagram pribadiku berharap suatu saat jika dia dewasa bisa melihat sendiri perkembangannya. 

Di usianya yang ke dua tahun baby asheeqaa sudah mengenal berbagai warna baik warna primer maupun sekunder, bahkan dia paham jingga dan oranye itu satu warna aku tentunya bangga dan tak menyangka. 

Namun egonya begitu tinggi, jika ada yang di mau tidak segera diberikan, bisa dipastikan akan teriak sampai seluruh tubuhnya bergetar, mukanya merah padam dan tidak menerima berbagai alasan, terkadang akupun takut pas dia tatrum...untungnya itu tidak terjadi tiap hari.

Jika anakku itu diberikan spidol, kertas pasti akan langsung tengkurap menggambar lingkaran kecil-kecil. 

Aku sempat kaget pas pertama kali anakku itu menggambar lingkaran, hampir tak bisa dipercaya dia bisa menggambar lingkaran dengan baik meski tidak sempurna, tapi patut di apresiasi di usia 2,5tahun sudah mampu melakukannya.

Belum lagi jika sudah ketemu sama mainan mobil-mobilannya, dia juga akan anteng bermain sendiri. Nonton YouTube sudah jadi bagian kesehariannya. Beberapa Chanel andalannya baby bus, little angels, tayo. 

Dari Chanel itu anakku belajar hal-hal positif dan tentunya dengan pendampingan. Apalagi jika mulai main menjadi dokter, meteran jahit bisa jadi stetoskop dikalungkan dilehernya. 

Alhasil akulah yang jadi pasiennya diperiksa, kertas dijadikan alat kompres, nanti perekat dijadikan plester, apalagi harus memaksaku minum obat yang dia bilang pahit, terus sibuk mencarikan air minum....sungguh menggemaskan.

Semoga menjadi anak Sholehah kesayangan mama....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun