Remaja merupakan kelompok yang sedang memasuki masa transisi yang sulit. Baik konflik internal maupun eksternal dialami oleh remaja pada masa perkembangannya. Salah satunya permasalahan emosi dan pengendalian diri seperti fenomena insecure.
Apa sih Insecure itu?
Insecure adalah perasaan tidak percaya diri yang bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari pengalaman buruk sampai gangguan depresi. Insecure dapat menimbulkan perasaan tidak percaya diri, malu, takut, dan gelisah yang disebabkan oleh rendahnya penilaian terhadap diri sendiri. Perasaan ini disertai dengan ketidakpastian dan kecemasan tentang tujuan hidup, kemampuan, atau hubungan dengan orang lain. Rasa insecure dapat mempengaruhi seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain hingga melakukan pekerjaan sehari-hari.
Insecure sering kali terjadi ketika melihat orang lain. Hal ini yang kemudian memicu munculnya perasaan hati tidak tenang dan rasa tidak percaya diri. Mungkin insecure ini muncul karena selalu membandingkan diri kita dengan orang lain yang lebih dari kita. Memang banyak yang kehidupannya di atas kita. Mereka lebih kaya, lebih pintar, lebih sukses. Tetapi banyak juga yang kehidupannya di bawah kita.
Setiap orang juga pasti ingin mencapai kesempurnaan dalam hidupnya baik kesempurnaan dalam materi, intelektual, maupun fisik. Tapi, seperti yang dilihat di era globalisasi atau digital pada saat ini fisik seringkali menjadi masalah bagi seseorang. Jika tidak sesuai dengan apa yang menjadi standar umum mengakibatkan ketidak percayaan diri terus menguasai diri dan berujung pada rasa insecure. Bentuk tubuh, warna kulit, jodoh pekerjaan materi ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan nilai dan pandangan masyarakat akan dikatakan buruk apabila tidak mencapai standar umum oleh standar masyarakat pada era sekarang.
Dampak dari Insecure?
- Rendah diri (Inferiority Feeling) : Inferioritas merupakan perasaan rendah diri yang dialami individu, serta merasa tidak aman (insecure), tidak stabil, tidak tegas, merasa sama sekali tidak berarti, dan tidak mampu memenuhi berbagai tuntutan hidup. Contoh seseorang yang memiliki inferiority feeling, yaitu : Seseorang merasa bahwa tindakan yang dilakukan tidak cukup kuat. Individu tersebut cenderung merasa tidak aman (Insecure) dan tidak bebas bertindak, cenderung membuang waktu dan ragu-ragu dalam pengambilan keputusan, memiliki perasaan rendah diri dan pengecut, kurang bertanggung jawab dan cenderung menyalahkan orang lain sebagai penyebab masalahnya, serta pesimis dalam menghadapi rintangan.
- Takut : Takut merupakan perasaan cemas dan gelisah. Rasa takut muncul dari adanya ancaman, sehingga seseorang akan menghindari ancaman tersebut dan sebagainya. Merasa takut dan Insecure saat harus memulai komunikasi atau berinteraksi dengan orang lain, menjadi pusat perhatian atau berada dalam situasi-situasi yang mengundang unsur penilaian atau evaluasi dari orang lain yang mungkin banyak kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan seperti itu muncul mungkin karena takut tidak dapat menyesuaikan diri, diabaikan, ditertawakan, takut tidak mendapatkan respons dengan baik, diremehkan, takut dinilai bodoh, dsb. Pada dasarnya, rasa takut memiliki dua sumber utama: pertama, penglihatan adanya ancaman yang nyata, dan yang kedua, hilangnya tanda-tanda keselamatan, karena kebutuhan individu akan rasa aman (secure) dari kondisi-kondisi eksternal, seperti kematian.
- Cemas (Anxiety) : Psikologi mendefinisikan cemas (anxiety) sebagai perasaan campuran dari rasa takut dan kesedihan terhadap masa depan tanpa sebab khususnya untuk ketakutan tersebut serta bersifat individual. Kecemasan sendiri menurut kajian psikologi Islam, merujuk di dalam Al-Qur'an dijelaskan sebagai emosi takut yang dialami semua individu serta merupakan respons alami individu atas peristiwa, muncul emosi takut itu membuat perasaan yang tidak nyaman (Insecure), sehingga bisa berdampak terhadap perilaku individu tersebut.
Pandangan Al-Qur'an terhadap Gejala Insecure
Percaya diri merupakan salah satu solusi dari gejala insecure. Kepercayaan diri dapat menjadikan potensi yang dimilikinya, mudah bergaul, dan akan berani menampakkan dirinya apa adanya, tanpa harus menonjol-nonjolkan kelebihan serta menutup-nutupi kekurangan. Hal ini disebabkan orang-orang yang percaya diri telah menyadari, memahami dan mempercayai kondisi dirinya. Dan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam berbuat dan mengambil keputusan adalah selalu optimis.
Allah SWT berfirman:
 "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) bersedih hati, padahal kamulah orrang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (Q.S. Ali Imran (3):139).
Pemahaman dalam Aqidah Islam tentang Insecure