Mohon tunggu...
Sucinta Putri Krilia
Sucinta Putri Krilia Mohon Tunggu... -

no body is perfect, but do the best for your life.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Gadis

18 November 2014   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aaaaaggggg..aaaggg… pergi semua, pergi!!!! (sambil melempar boneka yang dipeluknya). Tenang din, ini ibuk… (ibunya perlahan mendekati Dinda). Ibuk… (dinda menagis kecil), aku benci semuanya.. semuanya jahat sama aku bu… .

*Seminggu yang lalu.

Ibu aku pergi dulu ya.. . mau ke mana ndokk??. Mau latihan basket bu. Ngeeh hati-hati, jangan pulang malem-malem ya ndok. Ia ibuk (cipika-cipiki). Sesampai di lapangan basket dinda dan temennya langsung latihan, sejam kemudian dinda dan teman-teman kedatangan tamu tak diundang. Sekelompok anak punk datang menghampiri mereka, seketika itu beberapa teman dinda sempat kabur dan ada beberapa yang ditangkap oleh anak-anak punk, Dinda pun tak luput dari mereka. Anak punk yang pada saat itu dibawah pengaruh alkohol membuat mereka hilang kendali dan membawa Dinda ke rumah kosong di samping lapangan. Sekejap mereka mengambil kehormatan Dinda yang tak sadarkan diri akibat benturan kepala saat ia berusaha melarikan diri. Saat ia tersadar, ia melihat bahwa tak satupun helai pakaian menempel di badannya, lantas ia langsung histeris dan berlari sambil terisak-isak (menangis) mengambil pakaiannya yang tergeletak di atas lantai. Ibuk dinda yang sedang menunggu anaknya pulang pun memiliki perasaan yang aneh. Biasanya jika Dinda pulang telat, pasti ia memberi kabar kepada ibunya, tapi saat itu tak ada kabar apapun dari sang anak. Jam 12 dinda belum juga pulang, sang ibu pun keluar berusaha mencari anaknya. Sampai dilapangan dimana tempat biasanya dinda latihan, ibu melihat seorang gadis yang berpenampilan kucel. Di dekatinya gadis itu, dan ia melihat bahwa gadis kucel tersebut adalah puterinya.

***

Ibu.. aku mau pergi dari kota ini, aku mau menjadi Dinda yang baru bu… . iya ndok (ibu mengelus-ngelus kepala Dinda) lusa kita pindah ke kampung nenek ya ndok, kita temani nenek di sana. Kita akan buka lembaran baru, di mana tidak ada seorangpun yang tahu apa yang kamu alami sekarang ini. Tapi kamu harus janji sama Ibu, kamu harus lebih semangat, lebih ceria, lebih baik lagi ya.. ibu ga mau melihat kamu terus-terusan begini, terlena dalam keterpurukan. Iya bu Dinda janji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun