Setiap masyarakat di seluruh dunia mendambakan kemakmuran. khusus untuk dalam keadaan sehat, mereka benar-benar mengembangkan sistem bersama untuk mengatur bagaimana semua anggotanya mencari distribusi di jalan menuju sukses Alat untuk memenuhi manfaat dan memastikan bagaimana mendistribusikan kesuksesan berikan kepada mereka yang pantas mendapatkannya. Dalam kasus ini, terminologi sosiologis berfokus pada studi tentang kesejahteraan dan sistem kesejahteraan material dalam sub-studi yang disebut Lembaga Sosial Ekonomi.
Sistem ekonomi menjaga kelangsungan sistem nilai selama perkembangannya tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan ruang sosial lainnya, baik institusi politik, Pendidikan, masyarakat atau keluarga atau agama. Di sini kita dapat mengamati karakteristik Institusi sosial dalam masyarakat saat ini seringkali kompleks, fungsional, mandiri, serta memiliki ketergantungan yang tinggi sehingga mampu menjabarkan sebuah pola hubungan yang bersifat sistemik.
Munculnya hipotesis sosial bahwa pendidikan mempengaruhi keberhasilan ekonomi seseorang bukan keyakinan yang spontan dan tidak berdasar. melepaskan diri dari tren sosial dalam masyarakat Indonesia, misalnya, pada dekade pertama pemerintahan Orde Baru, sebagian besar pekerjaan membutuhkan tenaga kerja dengan pendidikan formal. hampir itu mereka yang berpendidikan formal dapat berkonsentrasi bekerja di bidang ini. Keadaan ini tidak terlepas dari kebutuhan pemerintah akan masyarakat terdidik untuk mengembangkan keterampilan dan keahliannya dalam rangka industrialisasi dan modernisasi pembangunan nasional.
Selain itu, kepercayaan umum ini bukanlah hal baru. puluhan tahun yang lalu Ketika pemerintah kolonial Belanda menempuh politik etis, berhasil mengembangkan pola pikir Masyarakat kita adalah tentang keberhasilan pendidikan dan ekonomi. Penduduk lokal dengan ijazah sekolah kolonial (walaupun hanya bangsawan dan golongan Priyai) berkesempatan ditempatkan di lembaga pemerintah kolonial. Meski berstatus pegawai rendahan, kehadiran dominan mereka di birokrasi kolonial berhasil mengubah persepsi publik. Mekanisme pendidikan, tepatnya sekolah dianggap sebagai tangga strategis untuk stabilitas kehidupan tidak perlu melalui kegiatan ekonomi lain yang tampaknya lebih lambat dan berisiko gagal.
Argumen lain adalah kepercayaan luas bahwa melalui sekolah atau pendidikan. Dalam pendidikan formal, individu dapat mencapai tingkat keberhasilan ekonomi yang relatif cepat karena sekolah menyediakan serangkaian proses pengajaran yang membekali peserta dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan modern. Selain itu, harapan sosial juga merupakan gejala dari salah satu asumsi dengan terus membangun keterampilan dalam organisasi yang mapan, lulusan lembaga akan memiliki sikap kemampuan dan kepribadian yang progresif, jadilah kreatif dan presisi tinggi untuk menangkap potensi ekonomi dalam berbagai kondisi dan situasi. sehingga akan muncul dari otak dan tangan mereka kehidupan baru yang mampu menjamin kesejahteraan manusia.
Dalam konteks ini, kebutuhan akan kegiatan pendidikan selalu berangkat dari kenyataan status sosial ekonomi masyarakat tertentu. Oleh karena itu, hubungan deterministik  yang di jelaskan dalam hubungan antara kedua sistem sosial tersebut. Semakin banyak asumsi akan selalu mendapat tekanan pengaruh yang dirasakan secara umum dari simbol yang terbentuk oleh lembaga sosial ekonomi. Dapat di jelaskan dari keyakinan umum bahwa seseorang yang memiliki bekal pendidikan formal akan cenderung menuai sukses ekonomi merupakan suatu contoh pengaruh pranata pendidikan terhadap aktivitas ekonomi para anggota suatu masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H