produksi kerupuk yang berada di RT 06 RW 09, Dusun Sumbersari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Kegiatan produksi ini telah dilaksanakan kurang lebih 23 tahun terhitung sejak tahun 2000 hingga saat ini. Bapak Susilo selaku produsen menyatakan bahwa produksi kerupuk ini mulanya di rintis oleh orang tua beliau dan beliau meneruskan perjalan pengembangan usaha kerupuk ini yang awalnya hanya dipasarkan di sekitar kampung saja beralih menjadi lebih besar hingga dapat mensuplai di daerah pasar Kepanjen. Bapak Susilo mengaku bahwa lebih memilih memasarkan kerupuk diluar desa karena tidak ingin merebut pasar para penjual kerupuk keliling yang sudah lama berjualan di daerahnya karna tentu harganya akan lumayan berbeda.
Sebagai wujud pengabdian kami yakni kelompok KKM 246 Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjumlah 11 Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dari berbagai fakultas dan jurusan, kami ingin berperan aktif dalam kegiatan masyarakat setempat dan kami yang saat ini sedang melaksanakan pengabdian di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, mengunjungi berbagai kegiatan masyarakat, salah satunya adalah kunjungan ke UMKMModal awal yang dikeluarkan untuk awal produksi oleh Bapak Susilo sebesar Rp 6,5 juta untuk segala kebutuhan mulai dari bahan mentah, alat-alat, hingga gaji pekerja. Untuk produksi kerupuk sendiri beliau mengambil bahan mentah yang sudah tinggal goreng bukan membuat dari awal tetapi memang belau sudah mempunyai penyuplai kerupuk mentah yang hanya tinggal goreng saja. Kami sempat menanyakan apakah beliau memiliki rencana untuk membuat bahan mentah sendiri dari pada mengambil dari suplayer dan beliau mengaku akan memikirkan rencana tersebut kedepannya. Dalam mengambil bahan mentah Bapak Susilo biasa mengambil 1 minggu sekali sebesar 1,5 ton sekali angkut. Omset bersih dari penjualan kerupuk yang didapatkan dalam sehari sebesar Rp 500.000, omset tersebut sudah dipotong untuk segala kebutuhan mulai dari bahan mentah, alat-alat, hingga gaji pekerja. Pekerja   disana berjumlah 5 orang yakni ibu-ibu dari Dusun Sumbersari sendiri, pekerja ini dipekerjakan untuk pengemasan sedangkan dalam proses penggorengan kerupuk, Bapak Susilo mengaku jika beliau yang menggoreng sendiri.
Melihat potensi penjualan kerupuk yang di produksi Bapak Susilo sangat berpeluang menjadi lebih besar, kami memiliki inisiatif untuk membantu dalam meningkatkan branding produk kerupuk dengan cara memberikan desain logo kemasan yang menarik. Tujuan kami adalah untuk membantu dan berkontribusi dalam pengembangan produk kerupuk milik Bapak Susilo agar produknya dapat lebih dikenal oleh konsumen karena kami mencantumkan alamat sekaligus nomor telepon yang dapat dihubungi untuk memudahkan konsumen jika tertarik dan ingin memesan kerupuk. Kami memiliki harapan bahwa produsen merasa terbantu dengan adanya kontribusi dari kami untuk pemasaran kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H