Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Seruput Susu Segar di Gundaling Farm Berastagi

5 Agustus 2016   08:54 Diperbarui: 4 April 2017   17:28 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minum susu segar pasti sudah biasa. Tetapi minum susu segar sekaligus menyaksikan sapi yang menghasilkan susu tersebut, itu pasti tidak biasa. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan saat ada waktu luang di sela rehat dari pekerjaan untuk berkunjung ke peternakan sapi sekaligus showroom yang menawarkan susu segarnya di Berastagi Sumatera Utara.

Siang itu (Kamis, 4/8/2016), saya beserta satu teman dari Yogyakarta dan beberapa teman dari Medan, menyusuri jalanan di Berastagi. Kebetulan kami menginap di Hotel Sibayak Kota Berastagi yang letaknya tidak terlalu jauh dari Susu Sapi Segar Gundaling Farm Berastagi, usaha peternakan sapi perah di Berastagi yang sudah terkenal.

Gundaling Farm sendiri di bawah manajemen PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera (PT. PIMS), yang bergerak di bidang usaha peternakan sapi perah. Gundaling Farm juga satu-satunya usaha peternakan sapi di Sumatera Utara yang dikelola secara modern dan menjual hasil produksinya sendiri.

Mudah Diakses

Dari Hotel Sibayak, kami menyusuri jalan raya yang siang itu tidak cukup ramai, melewati jalan kecil yang beraspal bagus. Pepohonan, atap rumah dan jalanan tampak terlapisi debu tipis yang berasal dari Gunung Sinambung. Sesekali kami berhenti untuk mengabadikan Gunung Sinambung yang tampak jelas dari beberapa titik jalan.

Dari jalan tersebut terus saja sampai menemukan persimpangan jalan. Silakan ambil jalan yang ke kanan, sementara jalan yang ke kiri menuju  Gunung Sibayak. Sepanjang jalan, sawah dengan tanaman stroberi berjejer. Sebagian besar stroberi sudah siap petik, dan sawah tersebut ditunggui pemiliknya di gubuk kecil yang menawarkan buah berwarna merah tersebut. Di sebelahnya ada lembaran kertas tulisan ”Strawberry, boleh petik sendiri”. Tidak sampai 15 menit, sampailah di Gundaling Farm yang ditandai dengan papan nama. Untuk menuju ke kandang, menyusuri jalan menurun yang mulus dan bagus.

jalan-57a3efb9f4967363078b456a.jpg
jalan-57a3efb9f4967363078b456a.jpg
Saat memasuki areal yang luasnya tak kurang dari 15 hektare tersebut, mata akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang bagus. Jalanan di tata rapi, bersih dengan tanaman yang menyejukkan. Sementara parkir tersedia dengan luas yang memadai. Di sebelah parkir agak ke atas sedikit, dua buah kandang sapi besar mengundang penasaran. Menurut informasi, sapi belang hitam putih yang didatangkan langsung dari Australia tersebut berjumlah sekitar 400 ekor. Sapi-sapi tersebut tampak asyik makan seperti tidak mempedulikan berpuluh-puluh mata yang melihatnya dari kejauhan. Ya, sayangnya kami tidak diizinkan masuk mendekat. Hanya ada di sekitar kandang sapi.

tempat menunggu pesanan dan menikmati susu segar
tempat menunggu pesanan dan menikmati susu segar
Sapi Dikendalikan Musik Klasik

Menariknya, sapi-sapi tersebut bisa dilatih untuk keluar kandang sendiri hanya dengan mendengarkan musik yang dipasang pemiliknya. “Sapi-sapi di sini sudah sangat terlatih. Setiap jam empat sore, saat mendengarkan musik, mereka akan serentak berdiri, berbaris, dan keluar kandang dengan teratur. Mereka tahu persis kalau itu waktu pemerasan susu,” tutur Pak Irfan, salah satu teman yang mengantarkan kami.

“Sayang, kita hanya ada waktu siang ini. Kalau sore hari kita bisa melihat sapi-sapi itu berbaris keluar tanpa diperintah langsung,” sambung Pak Akhyat, teman kami satunya.

Pada pukul 16.00, di kandang sapi akan dipasang musik klasik seperti karya musisi Ludwig Van Beethoven. Sapi dengan sendirinya akan berdiri berjajar dan keluar teratur saat mendengarkan musik klasik. Dan uniknya lagi, musik akan berganti dalam saat-saat tertentu, dan sapi pun hapal musik apa saja yang dimainkan. Setiap musik yang berbeda akan mengiring sapi keluar kandang dalam barisan yang berbeda. Jadi, sapi menunggu giliran diperas susunya. Setelah panggilan melalui musik terdengar, barulah rombongan sapi tersebut menuju tempat pemerahan sapi. Tidak perlu ada karyawan yang meminta sapi-sapi itu untuk berjalan sehingga karyawan hanya tinggal mengawasi dari jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun