[caption caption="sumber foto : remajasuaramerdeka.com"][/caption]Beberapa kali saya gobrol dengan suami saya tentang beberapa akun FB yang diblokir oleh Facebook. Kebetulan beberapa teman suami saya sudah ada yang mengalami akunnya FB-nya di blokir.
Ada beberapa penyebabnya yaitu manakala temannya memposting status yang cenderung keras dan berbau SARA. Sebenarnya hanya menanggapi postingan dari kelompok ‘sapi’ yang sering berkomentar keras dan cenderung fitnah kepada pemerintah. Penyebab lainnya, saat temannya memberikan komentar pada sebuah status, lagi-lagi dari FB yang postingannya cenderung membuat fitnah.
Intinya, si pemilik akun FB tidak suka ada yang komentar tidak seperti yang dia harapkan, maka kemungkinan besar ia melaporkan akun FB teman suami saya tersebut sehingga FB-nya di blokir sambil di berikan peringatan. Memang tidak lama, ada yang beberapa jam, ada pula yang 1x24 jam.
Saya dan suami sempat gobrol tentang ‘kesemena-menanya’ FB memblokir akun orang hanya karena laporan dari orang lain. Kenapa FB tidak memverifikasi terlebih dahulu isi dari tulisan yang dilaporkan oranag tersebut? Bisa jadi, isi tulisan biasa saja tetapi karena ada yang melaporkan tidak suka, FB langsung memblokirnya.
Saat itu, kesimpulan kami adalah, jangan sampai berkomentar, bikin status yang ‘garang’, ‘ aneh’, ‘keras’, apalagi yang menyentil SARA. Lha, binggung cari alasan sebenarnya pemblokiran oleh FB tuh.
Belum sempat tahu persis alasan FB main blokir akun, beberapa hari lalu (22/2), kembali FB melakukan blokir terhadap akun FB milik penulis kenamaan negri ini, Tere Liye. Pemblokiran akun Tere Liye bukan kali yang pertama , karena sebelumnya akun FB –nya telah diblokir pada Jumat (19/2/2016) malam. Hal tersebut di lakukan FB karena penulis novel Bidadari-Bidadari Surya tersebut melakukan postingan tentang LGBT. Bahkan FB memberikan peringatan akan menghapus akun Tere Liye selamanya jika masih membahas LGBT. Selain memberikan peringatan, FB juga menghapus postingan Tere Liye yang ‘tidak disukai’ FB.
Lho, saya baru tahu, kalau bikin psotingan menyerempet isu LGBT (yang kontra), bisa-bisa di blokir oleh FB . Kok bisa?
Saya agak paham ketika membaca postingan Pak Hilman Fajrian, kompasianer, di lama FB-nya. Bahwasanya tindakan FB yang sepihak menghapus konten atau memblokir akun anti-LGBT sudah benar. Karena dalam term of service (ToS), FB mengkategorikan konten yang menyerang orientasi seksual sebagai hate speech, dan akan dihapus.
Hal ini tidak lepas dari terikatnya FB kepada yudiriksi Amerika Serikat (AS) yang melindungi hak-hak ‪#‎LGBT dan menentang diskriminasi terhadap LGBT. Sebagai perusahaan yang beroperasi di AS, FB harus tunduk dengan regulasi tersebut. Dengan kata lain, semua pengguna FB di seluruh dunia harus tunduk pada aturan hukum AS itu.
Berarti, kita mesti hati-hati saat memperdebatkan LGBT di FB, karena konten LGBT memang tidak boleh diperdebatkan apalagi di masalahkan (di posting dalam FB), karena itu menyangkut ‘urusan pribadi’ orang perorang.
Kira-kira postingan apa lagi yang akan diblokir? Wah saya tidak tahu mencari sumber informasi tersebut. Untung saja selama ini akun FB saya belum pernah di blokir.