[caption caption="sumber foto : merahputih.com"][/caption]
Sejak awal bulan Maret 2016 ini, berita tentang presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  terus mengalir. Bagaikan air bah, semakin  hari semakin deras dan terus membesar.  Semakin membuat publik penasaran, geram dan bertanya-tanya .  Hal itu terjadi salah satunya karena orang-orang di dekat SBY-lah yang terlalu emosional  ‘menyambar’  hal-hal yang berbau SBY dan memberikan ‘pembelaan’ yang cenderung  asal-asalan alias hantam kromo.
Maaf, bukan bermaksud untuk memojokkan pak mantan, tetapi justru apa yang disampaikan ke publik, dibuka dan dibesar-besarkan justru semakin memperlihatkan sejatinya presiden RI mana yang benar-benar bekerja keras dan mana yang kerja tetapi tidak benar-benar keras.
Sebenarnya, hal yang lazim dilakukan  bagi pemerintahan sekarang (presiden penerus)  saat meneruskan program/proyek warisan dari pemerintahannya sebelumnya. Karena bisa jadi pemerintahannya sebelumnya mempunyai sejumlah kendala sehingga segala yang direncanakan tidak bisa diselesaikan, misalnya ada kasus korupsi (contoh  kasus Hambalang) . Hal tersebut wajar saja. Pun wajar ketika program yang sudah direncanakan dengan baik oleh pemerintahan sebelumnya dilanjutkan oleh pemerintahan sekarang. Justru keberlanjutan program (yang bermanfaat) itulah yang diharapkan oleh masyarakat . Karena  ada kalanya  pemerintah( misalnya pemerintah daerah) ketika mempunyai pimpinan baru(kepala daerah baru) cenderung  tidak meneruskan program pemerintah lama tetapi mengusung programnya sendiri, padahal jelas itu tersebut dibutuhkan masyarakat atau memang program berkelanjutan.
Nah, bukankah mestinya SBY senang jika program warisannya yang ‘mangkrak’ bisa diambil alih oleh pemerintahan Jokowi?
Tetapi entahlah, rasanya SBY tidak ada habis-habisnya terus berbicara, mengkritik pemerintahan Jokowi. Seorang pengamat politik pernah mengatakan bahwa, jika SBY serius ingin memberikan krtik yang membangun kepada penerusnya, harusnya diberikan tidak melalui media sosial seperti sekarang . Karena hal itu justru menguatkan bahwa SBY memang lagi cari perhatian, dan post power syndrome. Ujung-ujungnya kalau kritikannya menuai komentar dari netizen ia akan baper (bawa perasaan) dengan sok merasa di kambing hitamkan.
Setelah SBY diam beberapa saat dan digantikan kadernya mantan Menpora Roy Suryo, melontarkan kritikannya yang justru menghantam SBY sendiri, seperti di siniÂ
, saya ingin mengingatkan kembali  proyek infrastuktur warisan SBY yang belum kelar dikerjakan saat pemerintahannya berakhir.  Mengutip  dari  bisnis.liputan6.com ,  setidaknya ada 19 proyek infrastruktur warisan SBY yang belum selesai dikerjakan, diantaranya adalah
1. Peningkatan Kapasitas Bandara Soekarno-Hatta (Soetta)
2. Pembangunan Bandara Kertajati
3. Pembangkit Listrik Mulut Tambang 9 dan 10 di Sumatera Selatan