Sampai detik ini belum ada keputusan final mengenai calon Gubernur DKI Jakarta yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebagai parpol yang mempunyai 28 kursi di DPRD DKI Jakarta, arah politik PDIP paling di tunggu.
Meskipun telah ada sinyal untuk mendukung kembali bakal calon(balon) petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpasangan dengan wagub Djarot Saiful Hidayat, tetapi belum ada keputusan resmi dari PDIP.
PDIP seperti ‘ mengantung’ pilihan politiknya sambil menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan bakal calon yang akan dipilihnya.
Apa yang dilakukan PDIP ini , mau tidak mau membuat parpol yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan (KK) menjadi was-was dan diliputi kekhawatiran. Antara menunggu sikap politik PDIP atau mengusung sendiri bakal calon Gubernurnya- sendiri. Meskipun saat ini Partai Gerindra telah menyatakan mendukung Sandiaga Uno menjadi bakal calon Gubernur, tetapi belum diamini secara bulat oleh parpol di KK.
Menunggu sikap PDIP, bagi saya bukan pilihan yang tepat bagi KK, karena jika dilihat dari perkembangan politik, kemungkinan besar PDIP akan mengusung sendiri balon gubernurnya, karena diatas kertas tidak membutuhkan parpol lain untuk berkoalisi.
Ahok Terus Menguntit Megawati
Meskipun saat ini diinternal PDIP sendiri seperti tersiar kabar, telah banyak perpecahan atas rencana mendukung Ahok maju kembali, tetapi Ahok tetap percaya diri (PD). Dalam berbagai kesempatan mantan pasangan Jokowi tersebut selalu berujar jika ia dekat dengan Megawati. Bahkan Ahok sepertinya sangat menyakini jikalau nantinya Megawati tetap akan meminangnya untuk berduet dengan Djarot, wagubnya sekarang.
Bahkan Ahok terkesan terus menyanjung Megawati dan seakan menjadi bagian dari Megawati. Seperti yang diucapkannya, kemarin , Kamis (25/8/2016) "Saya itu dari dulu sama Bu Mega. Saya enggak mungkin ninggalin Bu Mega.” (kompas.com)
Secara tersirat, Ahok telah menyatakan bertekat bulat untuk maju pada Pilgub DKI Jakarta 2017 melalui jalur PDIP. Dan tentunya tetap di dukung ketiga parpol yang jauh hari telah menyatakan mendukungnya.
Ahok juga telah memainkan sisi psikologis Megawati dengan menyanjung hubungan kedekatan mereka yang ditukar Ahok dengan ‘kesetiaan’ untuk tidak meninggalkan PDIP.