Keberadaan Anas menjadi factor kunci keberlangsungan Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) . Hal itu bisa di lihat dari ide pendirian, tokoh pendiri, letak markas PPI , dan dominasi Anas dalam kemunculan PPI. Anas seakanjantung dari PPI, tanpa jantungbagaimana PPI akan tetap hidup? Status Anas yang menjadi tahanan KPK sejak sepekan yang lalu secara tidak langsung akan mengancam kelanjutan PPI. Barangkali hal itu yang membuat kader PPI gundah . Mengutip TribunNews.com, Firman Wijaya, kuasa hukum Anas, minta kebijakan khusus kepada pihak KPK, agar waktu kunjungan untuk kader PPI diperbanyak atau tidak hanya Senin dan Kamis. PPI minta diberikan kesempatan berkunjung lebih banyak agar kader PPI bisa merencanakan masa depan PPI.
Entah apa yang dipikirkan para kader PPI sehingga minta kebijakan khusus kepada KPK. Setahu saya, selama ini KPK tak pernah memberikan keistimewaan kepada para tahanannya. Barangkali karena kehilangan sosok pemimpin dan pendiri ormas yang baru seumur jagung ini mereka kelimpungan selayaknya anak ayam kehilangan induknya. Atau karena kader PPI belum mempunyairencana ke depan yang jelas dan belum memikirkan strategi ke depan, sehingga masih harus membahas strategi dan masa depan PPI dengan Anas.
Seandainya KPK tidak akan memberikan ‘jatah ‘ waktu tambahan untuk Anasberkonsolidasi dengan kadernya, mestinya kader PPI siap-siap berlabuh ke ormas lainnya atau pensiun lebih cepat dari yang direncanakan. Dan jika hal tersebut terjadi, maka tak akan lama lagi bubarlah PPI, karena PPI = Anas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI