Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kerokan, Kearifan Lokal Pengusir Sakit Ringan

26 Agustus 2015   10:21 Diperbarui: 26 Agustus 2015   10:21 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerokan? Siapa yang tidak tahu? Atau belum pernah kerokan? Rasanya sebagian besar orang (terutama orang Jawa) sudah pernah kerokan. Sederhana saja, badan (biasanya punggung) di kerok sampai berwarna merah membara.

Orang-orang mengenal kerokan sejak kecil, karena sejak kecil ibu-ibu membiasakan kerokan. Saat anak masuk angin, buang-buang angin, pegal-pegal, capek, meriang, pusing, batu-batuk, dan tanda-tanda terserang masuk angin, cara praktis untuk mengusir masuk angin ya dengan kerokan.

Kebiasaan kerokan sudah ada sejak dahulu, menjadi kebisaan turun temurun yang dilakukan sampai saat ini. Bagi orang Jawa, saat masuk angin ya kerokan menjadi solusinya. Tidak perlu susah payah ke didokter, minum obat , tapi cukup dengan kerokan saja. Percaya nggak percaya, biasanya solusi kerokan menjadi manjur karena badan meriang, masuk angin jadi sehat kembali. Bisa jadi itu hanya sugesti, tetapi toh tetap saja merasa sembuh berkat kerokan.

Alat yang dibutuhkan untuk kerokan hanya sederhana saja, cukup dengan sebuah koin , dulu saat saya kecil dengan uang seratus rupiah yang ukuran besar. Kedua sisinya lebih halus sehingga tidak terasa sakit jika dipergunakan untuk kerokan. Itu uang favorit untuk kerokan. Ibu saya bahkan masih menyimpan uang seratus rupiah tersebut, ya khusus untuk kerokan. Beberapa tahun kemudian uang seratus rupiah sisi halus itu sudah sulit ditemukan, maka ada uang alternative untuk kerokan yaitu uang limaratus rupiah dan seribu rupiah itu . Untuk uang seribu rupiah ada dua jenisnya, yaitu ukuran besar yang tebal dan tipis.

Punggung yang mau dikerok di olesi minyak kayu putih atau remason kemudian koin dipergunakan untuk mengerik/mengerok. Saat badan sedang tidak sehat, biasanya dijamin baru sekali dua kali di kerik sudah merah membara. Nah, saat warna merah membara itulah yakini masuk angin akan hilang/pergi. Jadi kalau belum sampai berwarna merah membara, ya jangan berharap ibu akan berhenti untuk mengerik.

Khusus untuk anak-anak bayi, anak kecil, biasanya ibu memilih menggunakan bawang merah yang dipotong untuk alat bantu mengerik. Dan itu cukup membuat anak-anak tidak rewel.

Arah kerokan biasanya dari atas ke bawah, memenuhi punggung kanan dan kiri , jadi bergaris-garis. Nah biasanya kerokan akan diakhiri dengan mengerik dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah punggung. Atau kami biasa menyebutkan di ulo-ulo.

Beberapa waktu yang lalu sempat beredar kabar kalau kebiasaan kerokan kurang bagus karena bisa membuka pori-pori kulit sehingga tubuh rentan kemasukan penyakit. Jadi soal kerokan bisa menyembuhkan masuk angin belum tentu kebenarannya. Karena kabar itulah, kebiasaan kerokan menjadi berkurang.

Penelitian:  Kerokan  Aman Bagi Kulit
Syukurlah, saya senang saat beberapa hari yang lalu membaca share dari FB teman perihal kerokan. Seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Didik Gunawan Tamtomo meneliti manfaat kerokan. Penelitian itu dilakukan tahun 2003-2005. Prof Didik melakukan survey kuantitatif dan kualitatif dengan 390 responden berusia 40 tahun ke atas, hampir 90% mengaku kerokan saat masuk angin. Pasiennya mengaku kalau kerokan itu bermanfaat untuk menyembuhkan masuk angin. Dari penelitianya, dapat diketahui jika kerokan itu tidak merusak kulit. Prof Didik menjdikan dirinya sebagai obyek penelitian . Dari pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNS ternyata tidak ada kulit yang rusak, atau pembuluh darah pecah tetapi pembuluh darah hanya melebar. Melebarnya pembuluh darah mmebuiat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepas seperti halnya luluran. Dan masih ada manfaat lain dari kerokan tersebut.

Hasil penelitian Prof Didik tersebut cukup melegakan terutama bagi fans berat kerokan.  Menurut saya, ternyata aman-aman saja , tidak masalah dengan kebiasaan kerokan itu.

Bagi kebayakan orang yang sudah terbiasa menyingkirkan masuk angin dengan kerokan memang tidak mudah mengubah kebiasaan tersebut. Masuk angin ? Cukup dengan kerokan dan minum jahe hangat yang di gepuk ditambahkan gula merah. Itulah pengobatan tradisional turun temurun yang selama ini mampu mengusir masuk angin dan sakit ringan lainnya semacam nyeri otot, meriang, capek-capek, mabuk perjalanan, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun