Hari ini, 20 Oktober 2016, tanpa terasa duet  Presiden Joko Widodo (Jokowi)-  Jusuf  Kalla (JK)  dalam memimpin  bangsa ini genap berusia dua tahun.
Tidak mudah bagi Jokowi untuk mengemban tugas berat mengantikan  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena banyak tanggung jawab, beban , pekerjaan rumah yang ditinggalkan ketua umum Partai Demokrat tersebut.
Tak sedikit yang merasa pesimis, mencibir, memandang sebelah mata terhadap Jokowi , yang ‘hanya’ seorang  mantan Walikota dan Gubernur dan lebih berpengalaman  menjadi pengusaha kayu.
Tetapi, Jokowi mampu menjungkirbalikkan penilaian pihak-pihak yang dari awal kurang  mendukung bahkan terang-terangan  berseberangan dengan pemerintah.
Dengan beban dan pekerjaan rumah tersebut, dengan cerdas Jokowi  yang  membawa kota Solo mendunia semasa dipimpinnya,  mengambil langkah-langkah untuk menjawab  harapan  seluruh rakyat Indonesia.  Yang menginginkan Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-JK mengalami perubahan, kemajuan dan lebih baik lagi agar mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh  rakyat Indonesia.
Jokowi  menyusun Kabinet Kerja  dan mengusung Nawacita yang merupakan  konsep besar untuk memajukan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.  Kerja, kerja dan kerja adalah langakah nyata dari Kabinet Kerja yang terus di dorong  untuk bekerja keras tanpa lelah untuk mewujudkan harapan bangsa Indonesia.
Target lima  tahun menjabat Presiden RI untuk mewujudkan visi pemerintahan Jokowi yang  terumuskan dalam Nawacita dengan focus utama  yaitu Negara hadir, membangun Negara dari pinggiran dan mewujudkan revolusi mental.
Tahun kedua pemerintahan Jokowi, salah satu focus utamanya adalah  Infrastruktur sebagai pengungkit utama produktivitas dan daya saing bangsa. Perhatian pada pengembangan infrastruktur tersebut terlihat dari besaran anggaran  infrastruktur, dari Rp 290.3 triliun tahun 2015 meningkat  menjadi Rp 317,1 triliun pada tahun kedua ini.
Tahun 2016 ini pembangunan infrastruktur  melanjutkan  tahun pertama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi  di seluruh Indonesia. Seperti kita ketahui, selama ini terjadi ketimpangan pembangunan dan ketimpangan pertumbuhan ekonomi di Jawa dan luar Jawa. Selama puluhan tahun , pembangunan cenderung Jawa sentris dan mengesampingkan pertumbuhan luar Jawa. Akibatnya di Jawa pertumbuhan ekonomi berkembang dengan cepat, sementara di luar Jawa stagnan .  Untuk itu, Jokowi berupaya mengurangi  ketimpangan ekonomi  dengan mengerjakan proyek yang berjumlah ratusan terutama pembangunan infrastruktur laut, darat dan udara. Integrasi  atau di sebut  konektivitas antara pengembangan wilayah laut, darat dan udara menjadi penting  untuk mewujudkan pemerataan dan mengurangi ketimpangan tersebut.
Proyek bertema konektivitas pada darat,  laut dan udara , bisa dikatakan proyek luar biasa. Kenapa? Karena dalam waktu  relative singkat ini  sejumlah proyek sudah bisa dinikmati hasilnya.
1.Proyek darat