Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berburu Ikan di Pasar Arumbai Ambon

27 Februari 2015   17:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Para istri menjual ikan hasil melaut suaminya (dok. Suci)"][/caption]

Provinsi Maluku ditetapkan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI no KEP. 45/MEN/2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara RI. Potensi sumberdaya laut seperti ikan berbagai jenis sangat besar.

[caption id="attachment_353158" align="aligncenter" width="420" caption="Keindahan pantai Ambon (dok. Suci)"]

14250069291609149033
14250069291609149033
[/caption]

Kota Ambon termasuk wilayah Provinsi Maluku dengan potensi ikan yang besar, maka ditetapkan sebagai salah satu kawasan minapolitan. Tak heran penduduk yang tinggal di pesisir pantai bekerja sebagai nelayan. Dengan alat tangkap yang rata-rata sederhana seperti pancing tonda, ketiting, kapal kecil yang tak lebih dari 10 GT mereka menggantungkan hidup dari laut dan seisinya.

[caption id="attachment_353144" align="aligncenter" width="300" caption="Ketinting, salah satu alat tangkap sederhana nelayan Kota Ambon (dok. Suci)"]

14250058171860778286
14250058171860778286
[/caption]

Setiap hari nelayan melaut, ada yang berangkat setelah subuh dan pulang sekitar jam 7 atau 8 pagi. Sebagian nelayan melaut saat senja menjelang sekitar jam 17.00 dan berlabuh  jam 20.00-21.00. Sebagian yang lain mencari ikan pagi hari sampai siang hari. Ikan yang dibawa pulang ada yang dibeli papalele (pedagang pengumpul) ada yang dijual istri ke Pasar Arumbai yang tak jauh dari kota.

[caption id="attachment_353148" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar Arumbai selalu ramai sampai malam menjelang (dok. Suci)"]

1425006050304904467
1425006050304904467
[/caption]

Pasar Arumbai tidak pernah sepi dari penjual dan pembeli. Transaksi berjalan unik. Hampir semua pedagang tidak menjual ikan dengan kiloan tetapi dijual per ekor atau per tempat (piring/wadah plastik). Pembeli tidak perlu khawatir, proses tawar-menawar biasa dilakukan. Dan yang pasti ikan-ikan dijamin segar karena baru ditangkap nelayan.

[caption id="attachment_353151" align="aligncenter" width="300" caption="Ikan tetap segar , dimasukkan es batu (dok. Suci)"]

14250063541921401873
14250063541921401873
[/caption]

Selain ikan segar mentah, ikan bakar juga tersedia. Tinggal beli dan makan saja. Ehm, sedap baunya dan enak rasanya.

[caption id="attachment_353155" align="aligncenter" width="420" caption="Ikan Bakar siap santap (dok. Suci)"]

14250067141660239543
14250067141660239543
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun