Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajarlah Mencintai Istri Lewat Preman Pensiun

4 Maret 2015   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11 2884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tokoh Utama Preman Pensiun, Didi Petet dan Epy KusnandarAkhir-akhir ini sulit untuk mencari sinetron yang mendidik sekaligus menghibur. Saya sampai tidak terlalu nyakin bisa melihat sinetron tetapi juga bisa belajar dari sinetron tersebut. Setelah PPT (Para Pencari Tuhan) yang hanya tayang setiap ramadhan, banyaknya sinetron biasanya hanya mengumbar kemewahan, kesedihan, cerita yang lebay, tidak masuk akal bahkan terkadang dibuat-buat, diperpanjang dan akhirnya justru memuakkan.

Tetapi awal Januari kemarin, saya menemukan kembali tayangan sinetron yang menarik, mendidik sekaligus menghibur. Stasiun televisi RCTI sejak Januari 2015 menayangkan sinetron "PREMAN PENSIUN" setiap hari Senin-Sabtu jam 17.00. Sinetron yang selesai akhir bulan Februari tersebut, sekarang ditayangkan ulang oleh RCTI.

[caption id="attachment_353816" align="aligncenter" width="420" caption="Kang Bahar selalu mengajarkan menghargai dan mencintai istri"]

Belajar menghargai istri bisa kita pelajari dari PREMAN PENSIUN (PP). Sinetron tersebut menguyuhkan pesan moral yang kuat tanpa mengurui. Dukungan pemain yang apik dan ciamik seperti aktor kawakan Didi, Petet, Epy Kusnandar membuat sinetron ini begitu hidup dan kita bisa belajar dari hal-hal sederhana yang ada di lingkungan kita.

1425437595227716375
1425437595227716375
[/caption]

PP menceritakan seorang preman  bernama Bahar (Didi Petet) yang sudah insyaf dan mempercayakan semua urusan kepada Muslihat (Epy Kusnandar). Konflik yang dibangun begitu atural, diselingi berbagai karakter preman yang menguasai terminal, jalanan, pasar dengan pemeran yang berkarakter.

[caption id="attachment_353818" align="aligncenter" width="504" caption="Kang Muslihat, selalu patuh dan tegas "]

14254376481125204203
14254376481125204203
[/caption]

Di sinetron ini juga kita bisa belajar bagaimana menghargai seorang istri. Bahar sebagai pimpinan preman begitu sayang dengan istrinya. Saat istri sakit, dengan setia Bahar menemani, merawat dan menghibur istrinya. Demikian juga di salah satu episode, Bahar menghukum anak buahnya yang tega memukuli istrinya. Bagi Bahar, seorang istri adalah teman, pendamping setia suami, sehingga tidak boleh ada penganiayaan dan perbuatan kasar. Di sisi lain, Muslihat juga sangat marah ketika anak buahnya ketahuan mengoda pedagang pasar. Bagi kelompok preman ini, salah satu aturan yang harus ditaati adalah tidak menyakiti istri, setia dengan istri dan tidak tergoda dengan perempuan lain. Penghormatan kepada istri sangat besar. Bahkan sosok Muslihat selalu makan di rumah meskipun dia selalu dijalanan. Dia lebih suka dadar telur dan kecap buatan istrinya dibandingkan makanan di luar rumah.

Bagi orang awam yang tidak mengerti preman, tentu hal tersebut sungguh aneh. Bagimana mungkin preman yang seringkali di cap kasar, kejam, cuek, dll ternyata sisi baiknya sungguh luar biasa. Preman di PP ini menekankan hal-hal baik yang mungkin sudah jarang dimiliki orang-orang jalanan.

Tokoh Komar (preman pasar) mampu mengundang tawa dalam setiap penampilannya karena terlihat berbadan besar, kekar, serem dengan rambut panjang dan gimbal, tegas kepada anak buahnya tetapi takut setengah mati dengan  istri dan Kang Mus. Bicaranya yang melambai membuat tontonan ini menarik.

[caption id="attachment_353819" align="aligncenter" width="560" caption="Kang Komar, Preman Pasar yang takut istri"]

1425437805380648444
1425437805380648444
[/caption]

PP juga pernah melibatkan walikota Bandung, Ridwal Kamil dalam salah satu episodenya. Di sini  PP  menyampaikan pesan kalau preman  bisa juga diajak kerjasama untuk membangun Kota, dengan tetap menganggap sebagai warganya sehingga tidak memanfaatkan kepremanannya untuk kepentingan kelompok preman sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun